Harga Mahal Sebuah Hidayah
Jamaah Jum’at Yg di rahmati Allah.
Pertama2 dan yg paling utama, marilah kita panjatkan Segala puji syukur bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang senantiasa mencurahkan berbagai macam ni'mat dan karuniaNya, dari langit dan bumi, kepada kita semua .. ni'mat dan karuniaNya yg sangat berharga adalah kita mendapatkan hidayah Iman & islam, Yg dapat menyelamatkan kita dalam hidup di dunia & akhirat.
Yang kedua, marilah tidak hentinya pula kita panjatkan Sholawat dan salam semoga selalu tersanjung kepada Nabi Muhammad SAW juga kepada para keluarga dan para sahabatnya, serta orang-orang yang tetap teguh dan istiqomah memegang teguh ajaran /melaksanakan sunah2 beliau hingga akhir zaman.
Sebagai khotib pengganti, perkenankan kami mengajak pd diri pribadi dan jamaah Jum’at skalian untuk terus menerus meningkatkn keimanan dan ketakwaan kita kpd Allah SWT, dengan sebenar2nya takwa, meningkat dari waktu ke wktu, dari 1 jum’at ke jum’at berikutnya, dari 1 Ramadhan ke Rmdhn berikutnya, hingga ajal kita menjemput, dan kita tergolong orang2 yg meninggal dlm keadaan khusnul khotimah… Allahumma Amin.
Jamaah Jum’at Yg di rahmati Allah.
Dalam ruangan yang serba gelap, untuk membedakan mana tongkat dan mana ular, setidaknya diperlukan dua hal; kemampuan mata dan cahaya dari luar.
Mata bisa melihat, tetapi bila tak ada cahaya tentu tidak akan jelas bentuk benda-benda di sekitar. Begitupun sebaliknya,
walau cahaya di sekitar terang-benderang, bila mata kita buta, segala yang nampak jadi tidak kelihatan.
Ada kisah dua orang yang mendalami ilmu agama. Yang satu rumahnya jauh dari masjid, dan yang lain lebih dekat. Ketika adzan dikumandangkan, yang jauh bergegas menuju masjid. Ia bisa datang dan masuk ke masjid lebih awal, kemudian shalat sunnah, duduk dan berdzikir, dan bisa mengikuti shalat jamaah. Namun orang yang berdekatan dengan masjid, ketika adzan dikumandangkan, masih bersantai-santai di rumah, akhirnya ia masuk / baru tiba di masjid setelah iqamat. Ia kehilangan kesempatan shalat sunnah.
Mengapa terjadi demikian? Padahal kedua orang ini sama-sama mengetahui keutamaan shalat berjamaah dan paham akan kemurkaan Allah kepada orang yang tidak shalat berjamaah. Ada perbedaan memang antar keduanya. Orang yang jauh dari masjid memiliki dua cahaya, cahaya wahyu dan cahaya hidayah. Yang satunya hanya punya cahaya wahyu semata. Hidayah belum mengejawantah dalam dirinya.
Jamaah Jum’at Yg di rahmati Allah.
Banyak orang yang tahu tentang ilmu agama, namun banyak pula yang tak menjalankan apa yang telah diketahuinya itu. Mereka belum mendapatkan hidayah. Mahal memang harga hidayah. Dan ini berkait dengan pribadi orang yang bersangkutan. Seseorang boleh berupaya sekuat tenaga untuk mengantarkan orang lain mendapatkan hidayah. Tetapi kalau Allah tidak menghendaki, dalam arti secara pribadi orang yang bersangkutan belum memiliki kesiapan, maka usaha itu akan terhenti di tengah jalan.
- Nabi Nuh AS berdakwah kepada keluarga dan kaumnya selama beratus-ratus tahun, namun hanya beberapa orang saja yang mau mengikuti risalahnya. Bahkan anak dan istrinya termasuk dari orang-orang yang menentang.
- Nabi Ibrahim AS berkali- kali mengajak ayahandanya agar tunduk pada Allah Sang Pencipta, namun sang ayah tetap pada pendiriannya, menyembah patung yang dibuatnya sendiri.
- Begitu juga Rasulullah saw, beliau tidak bosan-bosan mengharap pamannya agar mengucapkan kalimat 'Laa ilaaha illallah', namun sampai akhir hayatnya, Abu Thalib tidak mengucapkan kalimat thayyibah itu.
Memang hidayah itu hanya milik Allah. Dialah yang akan menurunkannya kepada yang Dia menghendaki. Wewenang dan tugas manusia (nabi, ulama/kyai/dai) hanyalah mengajak, memberikan pengertian dan pemahaman, alias memberi jalan masuknya hidayah. Selanjutnya sudah dalam wilayah wewenang Allah swt.
"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petjk kpd orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang2 yg mau menerima petunjuk." (QS al-Qashash: 56)
Jamaah Jum’at Yg di rahmati Allah.
Hidayah atau petunjuk Allah mesti kita cari untuk mendapatkannya. Tak bisa hidayah itu datang dengan tiba-tiba, tanpa adanya usaha keras untuk meraihnya. Untuk memperoleh hidayah diperlukan perjuangan.
Petunjuk Allah hanya akan diberikan kepada manusia yang taat dan patuh kepada Allah dan Rasul-Nya, serta berjihad di jalan-Nya. Taat kepada Allah dibuktikan dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala yang dilarang-Nya. Taat kepada rasul berarti bersedia menjalankan sunnah -sunnahnya. Kesiapan itu lalu ditambah dengan keseriusan berjihad, berjuang di jalan Allah dengan mengorbankan harta, tenaga, waktu, bahkan nyawa bila dibutuhkan. Dengan begitu niscaya Allah akan menurunkan petunjuk-Nya. Firman Allah;
"Katakanlah, taatlah pada Allah dan taatlah pada Rasul, dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan menyampaikan dengan terang." (QS An-Nur: 54)
"Dan orang-orang yang berjihad untuk mencari keridhaan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." (QS al-Ankabut: 69)
Memang berat untuk mendapatkan hidayah. Tetapi sebagai sebuah perjuangan, hal itu wajar. Sesuatu yang bernilai tinggi, tidak akan diberikan secara gratis. Tetapi setelah didapat dan bisa dipertahankan, maka hasilnya sungguh luar biasa. Hidayah itulah kunci selamat dari gelapnya kehidupan. Dalam al-Qur'an, Allah swt beberapa kali mengabarkan bahwa ada segolongan manusia yang sampai kapan pun tak akan pernah diberi petunjuk, walaupun sangat diharapkan. Di antaranya memang telah Allah sesatkan. Lalu Allah biarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatannya. Tak seorang pun yang akan memberi petunjuk dan mampu untuk menolongnya.
"Jika kamu sangat mengharapkan agar mereka dapat petunjuk, maka sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang yang disesatkan-Nya, dan sekali-kali mereka tiada mempunyai penolong." (QS an-Nahl: 37)
Jamaah Jum’at Yg di rahmati Allah.
Ada pula segolongan manusia yang Allah tidak berkenan memberikan petunjuk-Nya. Mereka adalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, mendustakan ayat-ayat-Nya, orang-orang zhalim yang selalu mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan, dan mereka yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya.
Ada juga yang Allah sesatkan berdasarkan ilmu pengetahuannya, kemudian Allah mengunci mati hati dan pendengarannya, membutakan kedua matanya. Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Allah yang jelas, mereka menjadikannya sebagai bahan olok-olok saja. Mereka orang-orang yang akan merugi dikarenakan telah lupa dengan diri mereka sendiri. Dan di akhirat kelak mereka akan tertunduk lesu sebagai orang-orang yang kalah:
"Dan kamu akan melihat mereka dihadapkan ke neraka dalam keadaan tunduk karena hina, mereka melihat dengan pandangan lesu. Dan orang-orang yang beriman berkata, 'Sesungguhnya orang-orang yang merugi ialah orang-orang yang kehilangan diri mereka sendiri dan keluarga mereka pada hari kiamat.' Ingatlah sesungguhnya orang-orang yang zhalim berada dalam adzab yang kekal." (QS asy-Syuura: 45)
Orang-orang yang telah disesatkan Allah, tiada seorangpun yang mampu menolongnya dari kesesatan itu. Kita berlindung kepada Allah dari katagori kelompok orang-orang zhalim ini, kelompok yang merugi dan akan mendapatkan azab kehinaan dari Allah 'Azza wa jalla.
…(Doa sbelum duduk)…
==========================================================
…(Doa pembuka khutbah II)…
Jamaah Jum’at Yg di rahmati Allah.
Petunjuk Allah hanya akan diberikan kepada manusia yang taat dan patuh kepada Allah dan Rasul-Nya, serta berjihad di jalan-Nya. Hidayah diberikan kpd orang2 yg bersungguh2 mencarinya.
Untuk itu Khatib mengajak kita jamaah utk bersgh2 mencari hidayah Allah dgn byk mempelajari tuntunan hidup kita= Al Quran & Al Hadist, memperbyk amal2 sholih, melakukan hal2 yg disukai/ hal2 yg dihalalkan Nya, meninggalkan hal2 yg dilarang/ diharamkan Nya, menghindari hal2 yg subhat. Dll.
Hidayah tidak dapat dicari melalui tontonan2 yg ada di Masyarakat. Masyarakat kita saat ini belajar banyak dari apa yang mereka lihat, mereka dengar, semua proses belajar dari pengalaman sangat baik di serap oleh masyarakat. Sayang, materi ‘pengalaman’ yang diserap mayoritas masyarakat adalah pengalaman amoral, lebih banyak berprasangka dan pembodohan –pembodohan terselubung. Pacaran, free sex, kumpul kebo, selingkuh…Lihat saja perlombaan hura-hura yang digelar dari mulai lomba joged paling nginul, fashion, poco-poco, dan parahnya, para ibu-ibu yang tak lagi berbody ABG justru yang paling banyak. Bila para ibunya begitu, bagaimana para anak gadis dan jejakanya??? Masyarakat bawah lebih senang nuansa grubyak-grubyuk daripada nuansa-nuansa arif dan bersahaja. Mereka belajar dari siapa??? Selebritis dan para tokoh, tentunya! bukan dari tuntunan mereka... Al Qur'an dan Al Hadist.
Akhirnya Marilah dalam sikap duduk sempurna & perasaan hati yg khusuk & penuh harap, kita memohon Kpd Allah agar kita termsk Orang-orang yang mendpt hidayah & tidak termsk Orang-orang disesatkan Allah, orang-orang yang merugi, yg dikunci mati hati dan pendengarannya, dibutakan kedua matanya dari ayat2 Allah.
…(Doa penutup khutbah II)…
Labels: Khutbah Jum'at, masjid