Google

Thursday, February 28, 2008

This is my office building... Poltekkes Yogyakarta

Gedung Kantor Pusat/Direktorat Poltekkes Yogyakarta

Bagi mereka warga Yogyakarta /mereka yang sudah pernah kuliah di Yogyakarta, apalagi bagi para alumni, tentunya sudah tak asing lagi dengan Kampus Politeknik Kesehatan Yogyakarta / sering disingkat "Poltekkes Yogyakarta".
Kampus kesehatan tersohor milik Departemen Kesehatan RI di Yogya ini telah berdiri sejak tahun 1982. Pada awalnya masih berbentuk Akademik-Akademi Kesehatan, terdiri dari :
  1. Akademi Analis Kesehatan (AAK), berlokasi di Ngadinegaran, MJ III/62 Yogyakarta.
  2. Akademi Gizi (AKZI), berlokasi di Jl. Tata Bumi 3, Banyuraden, Gamping, Sleman, 55293, Yogyakarta.
  3. Akademi Kebidanan (AKBID), berlokasi di Jl. Mangkuyudan, MJ III/304 Yogyakarta, 55143
  4. Akademi Keperawatan (AKPER), berlokasi di Jl. Tata Bumi 3, Banyuraden, Gamping, Sleman, 55293, Yogyakarta.
  5. Akademi Kesehatan Gigi (AKG), berlokasi di Jl. Kyai Mojo 56, Pingit, Yogyakarta, dan
  6. Akademi Kesehatan Lingkungan (AKL), berlokasi di Jl. Tata Bumi 3, Banyuraden, Gamping, Sleman, 55293, Yogyakarta.
yang dikelola oleh masing-masing Direktur Akademi, namun kemudian semenjak tahun 2002, keenam akademi kesehatan tersebut telah melebur menjadi 1 dalam wadah dan wajah baru bernama Politeknik Kesehatan Yogyakarta. Sehingga hanya ada 1 orang Direktur, dengan 6 orang Ketua Jurusan, beserta jajarannya.

Saat ini kampus Poltekkes Yogyakarta telah banyak berubah & berbenah diri. Untuk itu pada kesempatan ini saya sajikan foto2 terbaru tampilan kampus Poltekkes Yogyakarta, guna mengenalkan kepada para pembaca &/ mengingatkan kembali kepada semua pihak yang telah pernah mengunjungi &/ kuliah dikampus Poltekkes Yogyakarta.

Semoga bermanfaat.

Ini adalah entitas baru Poltekkes Depkes Yogyakarta yang terdapat di pagar depan Kampus Terpadu Jl. Tata Bumi 3, Banyuraden, Gamping, Sleman. (Hasil pemugaran Th Anggaran 2007).

Gedung megah 2 lt ini berlokasi di bekas lahan parkir sisi Selatan halaman depan Kampus Terpadu Poltekkes Yogyakarta. Dibangun dengan dana DIPA th 2007. Jadi, masih bener2 baru. lantai bawah utk parkir (mobil/motor), lantai 2 utk ruang kuliah/kantor.

Kalau Gedung megah 2 lt ini berlokasi di bekas lahan parkir sisi Utara halaman depan Kampus Terpadu Poltekkes Yogyakarta. Dibangun dengan dana DIPA th 2007. Jadi, ini kembaran dari gedung yang disisi Selatan tadi. Lantai bawah utk parkir khusus motor karyawan, lantai 2 utk ruang kuliah/kantor.

Pagar depan Kampus Terpadu Poltekkes Yogyakarta dilihat pada malam hari.

Labels: ,

Friday, February 22, 2008

Cara berbusana jilbab yang sesuai syar'i

Berikut ini adalah poster yang menunjukkan Cara berbusana jilbab yang sesuai dengan syar'iat Islam. Ini saya peroleh dari websitenya orang Malaysia, jadi bahasanya agak sedikit berbeda dgn Bahasa Indonesia.

Sudahkah kita menutup aurat yg sesuai dengan tuntutan Islam, Ya Ukhti ?!
Sudahkah Para Suami/Bapak/Mas-mas/Ikhwan mengajarkan, mengarahkan Para Istri/Ibu/Mbak-mbak/Ukhti menutup aurat yg sesuai dengan tuntutan Islam ?!

Jika hidayah (untuk berbusana Jilbab) itu sdh datang, jangan lah kita menodainya dengan cara-cara berbusana yg tidak dituntunkan (ketat/terlihat lekuk tubuh, transparan/tembus pandang, dan tidak menutup bagian-bagian tubuh yg seharusnya tertutup) seperti dijelaskan pada poster berikut ini :


Mari luruskan niat, Ya Ukhti...
Semoga Ridho Ilahi menyelimuti hati dan menuntun langkah kaki kita sehari-hari,
Menjadi Islami hingga mati...
Surga nan berseri telah menanti...
Amien... Ya Allah, Ya Robbi...

Labels: ,

Sunday, February 17, 2008

Teknologi hanyalah alat, yang penting manusianya.


TEKNOLOGI diyakini sangat ampuh dijadikan alat mempercepat proses dan peningkatan mutu di berbagai bidang. Di dunia pendidikan, teknologi dipandang mampu mengefisienkan proses belajar mengajar dengan mengurangi faktor keterbatasan waktu dan ruang.

Teknologi sebenarnya adalah cara dan usaha untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Teknologi adalah alat bantu manusia untuk mengolah alam, mempermudah kegiatan dan lain sebagainya yang terkait dengan kebutuhan manusia. Setiap aplikasi dari teknologi akan membawa manfaat bagi manusia di satu sisi dan disisi yang lain juga membawa efek negatif baik bagi manusia ataupun bagi lingkungan.

Tampaknya antara efek positif dan negatif dari aplikasi teknologi seperti dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Disinilah kecerdasan akal dan jiwa manusia teruji. Kecerdasan akal membuat manusia berupaya keras untuk meminimalisir dampak negatif teknologi sampai taraf yang tidak membahayakan atau dapat diterima sistem alami yang berlaku pada manusia ataupun alam.

Kecerdasan akal saja tidak akan pernah cukup tanpa disertai kecerdasan jiwa. Kecerdasan jiwa akan mengontrol manusia untuk tetap memelihara sifat-sifat kemanusiaannya sehingga tidak terjadi penyimpangan menjadi sifat binatang yang menyebabkannya tega memangsa sesama. Kata kunci tetap terletak pada manusia sedang teknologi hanyalah alat yang dikendalikan oleh manusia. Aplikasi teknologi akan sangat merugikan dan menimbulkan kerusakan yang dahsyat ketika dikuasai oleh orang-orang yang cerdas akalnya tetapi bodoh jiwanya. Oleh karena itu kebutuhan akan orang-orang yang cerdas akal dan jiwanya sangat besar sehingga mampu mendominasi dan memberikan manfaat yang optimal dari aplikasi teknologi tidak hanya bagi manusia tetapi lingkungan dan alam secara keseluruhan.

Kemajuan teknologi memang tidak bisa kita pungkiri memberikan kita kemudahan-kemudahan dalam melakukan berbagai hal. Namun dengan berbagai kemudahan yang didapat, manusia cenderung untuk mengalami keadaan yang biasa kita sebut ketergantungan. Dan ketika kemudahan itu dicabut, bingunglah mereka. Di era informasi seperti sekarang ini kita memang dituntut untuk melakukan banyak hal dengan cepat dan tidak mungkin kita lepas dari yang namanya teknologi, kecuali kalau kita rela kalah bersaing. Namun yang perlu kita camkan baik-baik, teknologi hanyalah alat. Ia buatan manusia yang tidak luput dari yang namanya salah dan lupa. Jadi sebenarnya adalah salah kalau kita terlalu menggantungkan diri pada teknologi untuk melakukan segala hal, apalagi mendewa-dewakannya.

Di zaman sekarang memang kita harus menganggap ketergantungan terhadap teknologi itu adalah hal yang wajar. Bisa dibilang kalau kita, masyarakat Indoneisa tidak hanya mengalami ketergantungan pada teknologi. Kita bahkan bisa disebut ketergantungan pada orang yang menciptakan teknologi itu (maksud saya perusahaan-perusahaan penyedia hardware, software, bahkan konten web dari luar negeri).

Labels: , , ,

Friday, February 15, 2008

Dampak Perubahan Iklim Dalam Perspektif Kesehatan Lingkungan

Iklim berperan dalam setiap kejadian penyakit dan kematian, oleh karena penyakit bounded terhadap ekosistim. Dan manusia bagian dari sebuah ekosistim. Sementara itu kejadian penyakit merupakan inti permasalahan kesehatan. Sementara kesehatan merupakan salah satu kontributor utama penyebab kemiskinan. Telaah juga mengindikasikan, ada tiga variabel utama yang harus dilakukan secara simultan yakni pendidikan, kesehatan dan pengendalian kemiskinan (perbaikan ekonomi).

-----

Berbagai kepustakaan menyebutkan bahwa iklim bermakna kehidupan. Perubahan iklim akan diikuti perubahan ekosistim. Atau tata kehidupan yang pada akhirnya merubah pola hubungan interaksi antara lingkungan dan manusia yang berdampak terhadap derajat kesehatan masyarakat.


Beberapa variabel yang merupakan komponen iklim seperti suhu lingkungan, kelembaban lingkungan, kelembaban ruang, kemarau panjang dan curah hujan mempengaruhi pertumbuhan dan persebaran berbagai spesies mikroba dan parasit serta berbagai variabel kependudukan. Iklim juga berperan terhadap budaya dan behavioral aspect manusia. Hubungan antara lingkungan, kependudukan dan determinan iklim serta dampaknya terhadap kesehatan dapat digambarkan kedalam Teori Simpul atau Paradigma Kesehatan Lingkungan.


Paradigma Kesehatan Lingkungan pada hakekatnya juga merupakan model patogenesis kejadian penyakit. Tidak semua variabel dipengaruhi oleh perubahan iklim. Namun perubahan iklim secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap model hubungan berbagai variabel kependudukan dan lingkungan tersebut.


Cuaca dan iklim berpengaruh terhadap patogenesis berbagai penyakit yang berbeda dan dengan cara berbeda satu sama lain pula. Salah satu pengaruh perubahan iklim adalah terhadap potensi peningkatan kejadian timbulnya penyakit yang ditularkan oleh nyamuk seperti Malaria, Radang Otak akibat West Nile Virus, Filariasis, Japanese Encephalitis, dan Demam Berdarah.


Malaria menyerang hampir 100 negara, dan 41% penduduk dunia berada dalam kelompok at risk. Penduduk miskin memiliki risiko tinggi terhadap penyakit malaria. Sebaliknya Malaria merupakan salah satu penyebab kemiskinan sebuah wilayah. Dengan kata lain memberantas kemiskinan merupakan investasi pengendalian malaria dan sebaliknya mengendalikan malaria merupakan investasi pengentasan kemiskinan.


Perubahan iklim akan mempengaruhi pola penularan malaria. Peningkatan suhu akan mempengaruhi perubahan bionomik atau perilaku menggigit dari populasi nyamuk, angka gigitan rata-rata yang meningkat (biting rate), kegiatan reproduksi nyamuk berubah ditandai dengan perkembangbiakan nyamuk yang semakin cepat, masa kematangan parasit dalam nyamuk akan semakin pendek.


Untuk mengendalikan malaria, harus belajar dari Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah dan Kota Ternate di Maluku Utara. Kedua wilayah ini berhasil menekan kejadian malaria. Kuncinya ada pada komitmen Bupati atau Walikota terhadap Gerakan Roll Back Malaria (RBM). Mereka mengangkat Juru Malaria Desa yang bertugas mencari dan mengobati kasus sebagai sumber penularan secara pro aktif. Serta menggerakkan seluruh komponen masyarakat dan kelembagaan baik pemerintah maupun lembaga-lembaga swadaya masyarakat untuk mengendalikan faktor risiko penyakit malaria. Dengan gerakan semacam itu Banjarnegara dan Ternate yang semula endemik malaria kini terbebas dari malaria.


Penyakit lain yang berkaitan erat dengan nyamuk adalah Demam Berdarah. Intergovernmental Panel on Climate Change tahun 1996 menyebutkan insiden DBD di Indonesia dapat meningkat tiga kali lipat pada tahun 2070. Tanpa pengendalian yang efektif Demam Berdarah akan mengganggu perekonomian negara dan bangsa. Kunci pengendalian demam berdarah, sama seperti pengendalian malaria berbasis wilayah, yakni pengendalian kasus dan berbagai faktor risiko secara simultan.


Perubahan iklim juga mempengaruhi timbulnya berbagai penyakit infeksi baru, seperti SARS, Avian Influenza, Ebola, West Nile Virus, Hantaan virus, Japanese Encephalitis serta banyak penyakit infeksi baru yang baru muncul maupun penyakit infeksi lama yang muncul kembali.


Penyakit-penyakit ini selain berkaitan dengan perubahan iklim, juga berkaitan dengan perubahan perilaku dan mobilitas penduduk bumi. Tingginya radiasi ultraviolet juga diperkirakan menurunkan daya tahan tubuh terhadap mikroba patogen, yang pada akhirnya menjadikan mudah terkena penyakit infeksi. Kepadatan, pencemaran lingkungan dan lain sebagainya juga mempengaruhi timbulnya penyakit infeksi baru.


Kelompok at risk berbagai penyakit infeksi baru tersebut juga kelompok penduduk miskin. Kejadian (insidensi) penyakit-penyakit baru ini seringkali terjadi secara mendadak, menimbulkan kepanikan, mempengaruhi berbagai kegiatan sektor perekonomian seperti pariwisata, kegiatan perdagangan dan industri, peternakan, serta biaya-biaya lain yang sangat memberatkan anggaran negara maupun masyarakat. Pencegahan penyakit infeksi baru pada intinya harus memahami patogenesis penyakit, serta menerapkan manajemen kasus dan pengendalian faktor risiko (lingkungan dan kependudukan).


Perubahan iklim juga mempengaruhi pola curah hujan dan menimbulkan kejadian bencana khususnya banjir. Banjir merupakan penyebab tersebarnya agen penyakit dan wabah penyakit menular, seperti leptospirosis, diare dan kholera.


Perubahan iklim juga berperan terhadap bencana kekeringan. Bencana kekeringan pada dasarnya juga merupakan perubahan ekosistim yang akhirnya berdampak pada kesehatan. Dampak tersebut berpengaruh terhadap pertumbuhan maupun persebaran penyakit, baik langsung maupun tidak langsung.
Salah satu dampak secara langsung adalah terhadap ketersediaan pangan terutama penduduk miskin. Dalam perspektif kesehatan lingkungan, pangan tidak saja jumlah dan kelengkapan harus mencukupi namun secara kualitas harus memenuhi syarat. Kemarau panjang mempengaruhi ketersediaan pangan baik jumlah maupun kualitasnya. Kejadian keracunan pangan sering terjadi dimusim kekeringan yang berkepanjangan.


Penyakit yang kurang memiliki keterkaitan erat dengan perubahan iklim secara langsung adalah penyakit menular HIV AIDS. Penyakit infeksi HIV AIDS ditularkan melalui hubungan seksual (antara 5 - 20%), melalui penggunaan jarum suntik secara bersama (50 hingga 70 %) serta proses penularan ibu penderita ke anak yang dikandungnya sekitar 0.5%. Penderita HIV akan mengalami penurunan kekebalan, sehingga mudah terinfeksi oleh penyakit infeksi oportunistik, terutama seringkali muncul bersamaan dengan penyakit tbc.


Ini merupakan analisa perubahan iklim terhadap kesehatan penduduk berkaitan dengan pencapaian MDG menggunakan pisau analisis kesehatan lingkungan.


Sebagai informasi, Indonesia telah sepakat untuk mencapai target tujuan pembangunan universal dan pengurangan kemiskinan pada tahun 2015 yang dikenal sebagai Milenium Development Goals atau MDG. Paket MDG bertujuan seperti, menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, memenuhi pendidikan dasar, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian bayi, menurunkan angka kematian ibu melahirkan, memerangi HIV AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya, menjamin kelestarian lingkungan hidup, serta mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan. **


Disadur dari :
Makalah presentasi
Professor Umar Fahmi Ahmadi (Dokter, MPH., Ph.D.) pada acara KIPNAS IX, 22 November 2007


Labels: , ,

Wednesday, February 13, 2008

Abang (Hanif Abdul Karim Afandi) mengajari Adik (Ahmad Taufik Nugroho)

Naik motor Mio :
Makan di warung :

Nangkap laron :

Naik kreta bayi :

Main ninja-ninjaan :

Labels: , ,

Tuesday, February 12, 2008

Materi Khutbah Jum'at ku yg ketiga kalinya di Masjid Al Jama', Gadingan, 8 Februari 2008

Harga Mahal Sebuah Hidayah

Jamaah Jum’at Yg di rahmati Allah.

Pertama2 dan yg paling utama, marilah kita panjatkan Segala puji syukur bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang senantiasa mencurahkan berbagai macam ni'mat dan karuniaNya, dari langit dan bumi, kepada kita semua .. ni'mat dan karuniaNya yg sangat berharga adalah kita mendapatkan hidayah Iman & islam, Yg dapat menyelamatkan kita dalam hidup di dunia & akhirat.


Yang kedua, marilah tidak hentinya pula kita panjatkan Sholawat dan salam semoga selalu tersanjung kepada Nabi Muhammad SAW juga kepada para keluarga dan para sahabatnya, serta orang-orang yang tetap teguh dan istiqomah memegang teguh ajaran /melaksanakan sunah2 beliau hingga akhir zaman.

Sebagai khotib pengganti, perkenankan kami mengajak pd diri pribadi dan jamaah Jum’at skalian untuk terus menerus meningkatkn keimanan dan ketakwaan kita kpd Allah SWT, dengan sebenar2nya takwa, meningkat dari waktu ke wktu, dari 1 jum’at ke jum’at berikutnya, dari 1 Ramadhan ke Rmdhn berikutnya, hingga ajal kita menjemput, dan kita tergolong orang2 yg meninggal dlm keadaan khusnul khotimah… Allahumma Amin.

Jamaah Jum’at Yg di rahmati Allah.

Dalam ruangan yang serba gelap, untuk membedakan mana tongkat dan mana ular, setidaknya diperlukan dua hal; kemampuan mata dan cahaya dari luar.

Mata bisa melihat, tetapi bila tak ada cahaya tentu tidak akan jelas bentuk benda-benda di sekitar. Begitupun sebaliknya,

walau cahaya di sekitar terang-benderang, bila mata kita buta, segala yang nampak jadi tidak kelihatan.

Ada kisah dua orang yang mendalami ilmu agama. Yang satu rumahnya jauh dari masjid, dan yang lain lebih dekat. Ketika adzan dikumandangkan, yang jauh bergegas menuju masjid. Ia bisa datang dan masuk ke masjid lebih awal, kemudian shalat sunnah, duduk dan berdzikir, dan bisa mengikuti shalat jamaah. Namun orang yang berdekatan dengan masjid, ketika adzan dikumandangkan, masih bersantai-santai di rumah, akhirnya ia masuk / baru tiba di masjid setelah iqamat. Ia kehilangan kesempatan shalat sunnah.

Mengapa terjadi demikian? Padahal kedua orang ini sama-sama mengetahui keutamaan shalat berjamaah dan paham akan kemurkaan Allah kepada orang yang tidak shalat berjamaah. Ada perbedaan memang antar keduanya. Orang yang jauh dari masjid memiliki dua cahaya, cahaya wahyu dan cahaya hidayah. Yang satunya hanya punya cahaya wahyu semata. Hidayah belum mengejawantah dalam dirinya.

Jamaah Jum’at Yg di rahmati Allah.

Banyak orang yang tahu tentang ilmu agama, namun banyak pula yang tak menjalankan apa yang telah diketahuinya itu. Mereka belum mendapatkan hidayah. Mahal memang harga hidayah. Dan ini berkait dengan pribadi orang yang bersangkutan. Seseorang boleh berupaya sekuat tenaga untuk mengantarkan orang lain mendapatkan hidayah. Tetapi kalau Allah tidak menghendaki, dalam arti secara pribadi orang yang bersangkutan belum memiliki kesiapan, maka usaha itu akan terhenti di tengah jalan.

  • Nabi Nuh AS berdakwah kepada keluarga dan kaumnya selama beratus-ratus tahun, namun hanya beberapa orang saja yang mau mengikuti risalahnya. Bahkan anak dan istrinya termasuk dari orang-orang yang menentang.
  • Nabi Ibrahim AS berkali- kali mengajak ayahandanya agar tunduk pada Allah Sang Pencipta, namun sang ayah tetap pada pendiriannya, menyembah patung yang dibuatnya sendiri.
  • Begitu juga Rasulullah saw, beliau tidak bosan-bosan mengharap pamannya agar mengucapkan kalimat 'Laa ilaaha illallah', namun sampai akhir hayatnya, Abu Thalib tidak mengucapkan kalimat thayyibah itu.


Memang hidayah itu hanya milik Allah. Dialah yang akan menurunkannya kepada yang Dia menghendaki. Wewenang dan tugas manusia (nabi, ulama/kyai/dai) hanyalah mengajak, memberikan pengertian dan pemahaman, alias memberi jalan masuknya hidayah. Selanjutnya sudah dalam wilayah wewenang Allah swt.

"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petjk kpd orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang2 yg mau menerima petunjuk." (QS al-Qashash: 56)

Jamaah Jum’at Yg di rahmati Allah.

Hidayah atau petunjuk Allah mesti kita cari untuk mendapatkannya. Tak bisa hidayah itu datang dengan tiba-tiba, tanpa adanya usaha keras untuk meraihnya. Untuk memperoleh hidayah diperlukan perjuangan.

Petunjuk Allah hanya akan diberikan kepada manusia yang taat dan patuh kepada Allah dan Rasul-Nya, serta berjihad di jalan-Nya. Taat kepada Allah dibuktikan dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala yang dilarang-Nya. Taat kepada rasul berarti bersedia menjalankan sunnah -sunnahnya. Kesiapan itu lalu ditambah dengan keseriusan berjihad, berjuang di jalan Allah dengan mengorbankan harta, tenaga, waktu, bahkan nyawa bila dibutuhkan.
Dengan begitu niscaya Allah akan menurunkan petunjuk-Nya. Firman Allah;

"Katakanlah, taatlah pada Allah dan taatlah pada Rasul, dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan menyampaikan dengan terang." (QS An-Nur: 54)

"Dan orang-orang yang berjihad untuk mencari keridhaan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." (QS al-Ankabut: 69)

Memang berat untuk mendapatkan hidayah. Tetapi sebagai sebuah perjuangan, hal itu wajar. Sesuatu yang bernilai tinggi, tidak akan diberikan secara gratis. Tetapi setelah didapat dan bisa dipertahankan, maka hasilnya sungguh luar biasa. Hidayah itulah kunci selamat dari gelapnya kehidupan. Dalam al-Qur'an, Allah swt beberapa kali mengabarkan bahwa ada segolongan manusia yang sampai kapan pun tak akan pernah diberi petunjuk, walaupun sangat diharapkan. Di antaranya memang telah Allah sesatkan. Lalu Allah biarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatannya. Tak seorang pun yang akan memberi petunjuk dan mampu untuk menolongnya.

"Jika kamu sangat mengharapkan agar mereka dapat petunjuk, maka sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang yang disesatkan-Nya, dan sekali-kali mereka tiada mempunyai penolong." (QS an-Nahl: 37)

Jamaah Jum’at Yg di rahmati Allah.
Ada pula segolongan manusia yang Allah tidak berkenan memberikan petunjuk-Nya. Mereka adalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, mendustakan ayat-ayat-Nya, orang-orang zhalim yang selalu mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan, dan mereka yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya.

Ada juga yang Allah sesatkan berdasarkan ilmu pengetahuannya, kemudian Allah mengunci mati hati dan pendengarannya, membutakan kedua matanya. Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Allah yang jelas, mereka menjadikannya sebagai bahan olok-olok saja. Mereka orang-orang yang akan merugi dikarenakan telah lupa dengan diri mereka sendiri. Dan di akhirat kelak mereka akan tertunduk lesu sebagai orang-orang yang kalah:

"Dan kamu akan melihat mereka dihadapkan ke neraka dalam keadaan tunduk karena hina, mereka melihat dengan pandangan lesu. Dan orang-orang yang beriman berkata, 'Sesungguhnya orang-orang yang merugi ialah orang-orang yang kehilangan diri mereka sendiri dan keluarga mereka pada hari kiamat.' Ingatlah sesungguhnya orang-orang yang zhalim berada dalam adzab yang kekal." (QS asy-Syuura: 45)

Orang-orang yang telah disesatkan Allah, tiada seorangpun yang mampu menolongnya dari kesesatan itu. Kita berlindung kepada Allah dari katagori kelompok orang-orang zhalim ini, kelompok yang merugi dan akan mendapatkan azab kehinaan dari Allah 'Azza wa jalla.


…(Doa sbelum duduk)…

==========================================================

…(Doa pembuka khutbah II)…

Jamaah Jum’at Yg di rahmati Allah.

Petunjuk Allah hanya akan diberikan kepada manusia yang taat dan patuh kepada Allah dan Rasul-Nya, serta berjihad di jalan-Nya. Hidayah diberikan kpd orang2 yg bersungguh2 mencarinya.

Untuk itu Khatib mengajak kita jamaah utk bersgh2 mencari hidayah Allah dgn byk mempelajari tuntunan hidup kita= Al Quran & Al Hadist, memperbyk amal2 sholih, melakukan hal2 yg disukai/ hal2 yg dihalalkan Nya, meninggalkan hal2 yg dilarang/ diharamkan Nya, menghindari hal2 yg subhat. Dll.

Hidayah tidak dapat dicari melalui tontonan2 yg ada di Masyarakat. Masyarakat kita saat ini belajar banyak dari apa yang mereka lihat, mereka dengar, semua proses belajar dari pengalaman sangat baik di serap oleh masyarakat. Sayang, materi ‘pengalaman’ yang diserap mayoritas masyarakat adalah pengalaman amoral, lebih banyak berprasangka dan pembodohan –pembodohan terselubung. Pacaran, free sex, kumpul kebo, selingkuh…Lihat saja perlombaan hura-hura yang digelar dari mulai lomba joged paling nginul, fashion, poco-poco, dan parahnya, para ibu-ibu yang tak lagi berbody ABG justru yang paling banyak. Bila para ibunya begitu, bagaimana para anak gadis dan jejakanya??? Masyarakat bawah lebih senang nuansa grubyak-grubyuk daripada nuansa-nuansa arif dan bersahaja. Mereka belajar dari siapa??? Selebritis dan para tokoh, tentunya! bukan dari tuntunan mereka... Al Qur'an dan Al Hadist.

Akhirnya Marilah dalam sikap duduk sempurna & perasaan hati yg khusuk & penuh harap, kita memohon Kpd Allah agar kita termsk Orang-orang yang mendpt hidayah & tidak termsk Orang-orang disesatkan Allah, orang-orang yang merugi, yg dikunci mati hati dan pendengarannya, dibutakan kedua matanya dari ayat2 Allah.


…(Doa penutup khutbah II)…



Labels: ,

Friday, February 01, 2008

Kehidupan : Ibarat Semut, Laba-Laba dan Lebah




Tiga binatang kecil ini menjadi nama dari tiga surah di dalam Al-Qur'an. An Naml [semut], Al 'Ankabuut [laba-laba], dan An Nahl [lebah].


Semut, menghimpun makanan sedikit demi sedikit tanpa berhenti. Konon, binatang ini dapat meng-himpun makanan untuk bertahun-tahun. Padahal usianya tidak lebih dari setahun. Ketamakannya sede-mikian besar sehingga ia berusaha - dan seringkali berhasil memikul sesuatu yang lebih besar dari tubuhnya.

Semut ádalah contoh binatang yang tidak berperilaku Zuhud…

Lain lagi uraian Al-Qur'an tentang laba-laba. [Al 'Ankabuut; 29:41]

41. Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. dan Sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.


Sarang laba-laba adalah tempat yang paling rapuh, ia bukan tempat yang aman, apapun yang berlindung di sana akan binasa. Bahkan jantannya disergapnya untuk dihabisi oleh betinanya. Telur-telurnya yang menetas saling berdesakan hingga dapat saling memusnahkan. Inilah gambaran yang mengerikan dari kehidupan sejenis binatang.

Akan halnya lebah, memiliki naluri yang dalam bahasa Al-Qur'an - "atas perintah Tuhan ia memilih gunung dan pohon-pohon sebagai tempat tinggal" [An Nahl; 16:68].

68. Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia",


Sarangnya dibuat berbentuk segi enam bukannya lima atau empat agar efisen dalam penggunaan ruang. Yang dimakannya adalah serbuk sari bunga. Lebah tidak menumpuk makanan. Lebah menghasilkan lilin dan madu yang sangat bermanfaat bagi kita. Lebah sangat disiplin, mengenal pembagian kerja, segala yang tidak berguna disingkirkan dari sarangnya. Lebah tidak mengganggu kecuali jika diganggu. Bahkan sengatannya pun dapat menjadi obat.

Sikap kita dalam hidup dan kehidupan ini dapat diibaratkan dengan berbagai jenis binatang ini. Ada yang berbudaya 'semut'. Sering menghimpun dan menumpuk harta, menumpuk ilmu yang tidak dimanfaatkan. Budaya 'semut' adalah budaya 'aji mumpung'. Pemborosan, foya-foya adalah implementasinya.

Entah berapa banyak juga tipe 'laba-laba' yang ada di sekeliling kita. Yang hanya berpikir: "Siapa yang dapat dijadikan mangsa".

Nabi Shalalahu 'Alaihi Wasallam mengibaratkan seorang mukmin sebagai 'lebah'. Sesuatu yang tidak merusak dan tidak menyakitkan : "Tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang bermanfaat dan jika menimpa sesuatu tidak merusak dan tidak pula memecahkannya"

Semoga kita menjadi ibarat lebah.
Insya Allah!

Labels: , , ,