Google

Tuesday, March 08, 2011

SINAR SURYA, NIKMAT-NYA YG KADANG TERLUPAKAN...

Muh. Anwat Aziz saat menjalani penyinaran (fototerapi) selama 3x12 jam.

Putra ke-3 kami (Muhammad Anwat Aziz) meskipun terlahir sehat, sebagaimana posting sebelumnya DISINI, namun terpaksa harus menjalani pengobatan fototerapi di tempatnya dilahirkan (RSIA Adinda di Perum Sinar Soto Sawah Indah AA-4 Jl. Sorangan Ngestiharjo, Kasihan, Bantul). Ia divonis dokter mengalami ikterik/"sakit kuning", karena berdasarkan pemeriksaan laboratorium, kadar bilirubin darahnya meningkat > 11. Akibatnya, kulit tubuhnya mengalami kekuningan karena kurang mengalami pemaparan langsung cahaya matahari pagi.

Sebagaimana diketahui, Muh. Anwar Aziz ditakdirkan terlahir di saat musim penghujan dan intensitas curah hujan masih tinggi. Hujan juga seringkali terjadi pada pagi hari, antara pukul 7 - 9 WIB. Waktu yg semestinya menjadi saat terbaik untuk menjemur anak bayi. Hal inilah yg menyebabkan ia kurang memperoleh pemaparan langsung cahaya matahari pagi.

Inilah perangkat alat penyinaran.

Fototerapi berlangsung selama 3x12 jam, dengan jeda istirahat setiap 12 jam penyinaran adalah selama 6 jam. Selama fototerapi tsb, iapun harus bertelanjang ria, hanya mengenakan popok & ditutup matanya dgn masker pernafasan yg dilipat dua dan diberi pelapis didalamnya utk mencegah pemaparan sinar UV dari proses pencahayaan yg berlangsung. Iapun tampak sangat tersiksa/tidak nyaman karena terpaksa "dibutakan sementara" saat harus mencari2 sumber makanannya (ASI).

Kami yg menunggui proses Fototerapi yg berlangsung selama 3 hari di RSIA Adinda juga harus mengenakan kaca mata hitam jika ingin berada di dalam ruang pengobatan / saat melihat tubuh Muh. Anwar Aziz. Istripun terpaksa harus berkacamata hitam ria saat meneteki/memberi ASI kepada putra ke-3 kami. Ini juga sebuah ujian kesabaran tersendiri bagi istri, krn ia harus meneteki sambil duduk dikursi, menggendong Muh. Anwar Aziz yg harus tetap terpapar di bawah sorotan lampu Fototerapi. Lucu juga melihat istri menyusui anak sambil mengenakan kaca mata hitam... seperti lelucon Lenong Betawi/ penari jathilan... he2.

Sang Kakak (Ahmad Taufik Nugroho) tampak sedang mengamati adiknya yg sedang menjalani fototerapi

Peristiwa ini mengingatkan saya dengan firman Allah SWT yg terdapat pada Al Qur'an surat Ar Rahman (55) : "Maka nikmat Rabb/Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"

Ayat tsb diulang2 oleh Allah SWT sebanyak 31 kali. Sebuah penekanan, penegasan, penyangatan, dan juga peringatan kepada orang2 beriman, agar jangan menjagi orang2 yg tidak bersyukur, karena manusia pd umumnya sering mendustakan nikmat2 Tuhannya. Sebagian besar dari surat Ar Rahman ini menerangkan kepemurahan Allah s.w.t. kepada hamba-hamba-Nya, yaitu dengan memberikan nikmat-nikmat yang tidak terhingga baik di dunia maupun di akhirat nanti.

Terima kasih Ya Allah, Engkau telah menganugrahkan nikmat yg banyak tiada tara dari setiap penciptaan-Mu. Ternyata sinar surya pagi hari itu nikmat sekali...! Gratis lagi!!! Bayangkan, jika Allah SWT mencabut nikmat yg satu ini, maka setiap bayi2 kita akan terpaksa masuk RS utk menjalani Fototerapi & kita sbg orang tua, akan terpaksa membayar mahal utk nikmat yg semestinya Gratis tsb.

Memang kadang kita sering lupa/melupakan akan nikmat2Nya yg telah kita terima/rasakan. Kita baru tersadar akan berharganya nikmat itu mana kala nikmat itu telah dicabut/hilang dari diri kita. Nikmat sehat, nikmat sempat, nikmat udara yg segar, nikmat air yg bersih, nikmat bisa bekerja/kuliah/sekolah, nikmat bisa melihat, mendengar, melangkah, berbicara, dst.. dsb.. dll.

"Maka nikmat Rabb/Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" Sudahkan kita mensyukuri nikmat2Nya hari ini !?!

Labels: , , ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home