Google

Saturday, February 26, 2011

HABIS BENCANA ERUPSI, TERBITLAH BENCANA LAHAR DINGIN

Mengutip judul buku Habis Gelap Terbitlah Terang yang dikarang RA. Kartini dan diterjemahkan oleh Armijn Pane, kiranya saat ini kita dapat mengubah kalimat tsb menjadi Habis Bencana Erupsi, Terbitlah Bencana Lahar Dingin.

Hal ini terjadi karena sebagaimana diketahui, Gunung Merapi memang sudah tidak batuk-batuk lagi mengeluarkan wedhus gembel, lahar panas & debu vulkanik. Tetapi bahaya sekunder tak kalah mengancam. Bahaya sekunder itu adalah ancaman banjir lahar dingin. Di puncak Merapi saat ini diperkirakan ada tumpukan 150 juta meter kubik material hasil erupsi tempo hari. Pusat Vulkanologi Badan Meteorologi dan Geofisika (PVBMG) memperkirakan, material sebanyak itu tak akan habis terbawa arus dalam 3-4 kali musim hujan.

Datangnya musim hujan saat ini (sejak akhir Nov '10 -s.d- Maret '11) sebagai musim hujan pertama pasca erupsi Merapi telah melahirkan masalah baru bagi warga masyarakat dan pemerintah daerah yg memiliki alur sungai yg berhulu di Gunung Merapi. Daerah2 tsb adalah Kab. Sleman, Kota Yogyakarta, Kab. Bantul, Kab. Kulon Progo, Kab. Klaten, Kab. Magelang, Kab. Boyolali.

Saya adalah salah seorang saksi mata terjadinya banjir lahar dingin Merapi utk pertama kalinya yg terjadi pd tgl 5 Des 2010 di Kali Putih Dusun Jumoyo Magelang. Saat itu saya sedang dlm perjalanan pulang dari menghadiri acara resepsi pernikahan seorang teman (warga kos Pak Dhe). Akibat banjir lahar dingin tsb, jalur jalan utama Ykt-Magelang di Dusun Jumoyo putus karena tertimbun material pasir, lumpur dan bebatuan.

Kepanikan warga saat banjir lahar dingin meluap utk pertama kalinya di atas jembatan Kali Putih dan memutus jalur jalan utama Ykt- Magelang.

Pengendara yang menuju Yogyakarta (termasuk saya) dialihkan ke jalur alternatif melalui Kalibawang dan Ngluwar sementara yang menuju Magelang diarahkan melewati daerah Turi perbatasan Magelang-Yogyakarta. Saat melintas melalui jalur alternatif itulah saya dpt menyaksikan dahsyatnya terjangan lahar dingin Merapi dari tepi jalan Ngluwar yg dilalui Kali Putih. Bebatuan besar seukuran 2 meteran berguling2 dengan ringannya di sepanjang sungai terbawa banjir lahar dingin.

Kejadian itu terulang kembali beberapa kali / beberapa hari kemudian saat puncak Merapi diguyur hujan lebat. Puncak bencana terjadi pada tgl 9 Januari 2011 saat banjir lahar dingin membawa turun material erupsi Merapi. Akibatnya, tidak hanya alur jalan utama Ykt- Magelang yg mengalami putus, bahkan desa2 di sekitar bantaran sungai yg dilalui lahar dingin telah terkubur oleh material pasir, batu merapi, seperti yg dialami oleh Desa Jumoyo, Desa Sirahan, dll di Kec. Salam, Kab. Magelang.

Hal yg sama juga melanda daerah2 lain di luar Kab. Magelang, seperti yg terjadi di bantaran Kali Code Kota Yogyakarta.

Terpanggil oleh keadaan tsb, pada saat mhs Poltekkes Kemenkes Ykt merencanakan ingin mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat, sayapun tampil di depan mengajak mereka utk menjadi relawan kesehatan bagi korban lahar dingin. Alhamdulillah, rencana itupun akhirnya terlaksana dgn baik pada Hari Ahad/Minggu, 13-Feb-2011. Informasi kegiatan pengabdian masyarakat tsb dpt dibaca selengkapnya DISINI.

Saat mengikuti kegiatan pelayanan kesehatan & penyuluhan kesehatan bagi ibu2 pengungsi lahar dingin.

Bersama relawan mhs Poltekkes Ykt usai melaksanakan pengabdian masyarakat di Desa Sirahan Salam Magelang yg hancur di sapu banjir lahar dingin.

Mari peduli !!! Bahaya sekunder Merapi masih mengancam...

Referensi:

  1. http://news.okezone.com/read/2011/01/23/340/416931/340/atasi-lahar-dingin-pemerintah-buat-alur-sungai-baru
  2. http://news.okezone.com/read/2011/01/10/340/412090/banjir-lahar-dingin-merapi-meluas-warga-dievakuasi
  3. http://berita.liputan6.com/daerah/201101/317856/Lagi_Banjir_Lahar_Dingin_Landa_Desa_Jumoyo
  4. http://metrotvnews.com/read/news/2011/01/10/39035/Desa-Jumoyo-Hancur-Diterjang-Banjir-Lahar-Dingin/

Labels: , , ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home