Google

Tuesday, May 05, 2009

Apalah artinya luka dibandingkan derita kematian

Hari Senin, 4 Mei '09, Jam 10 WIB kemarin setelah selesai mengurus perpanjangan SIM C di Polres Sleman saya bermaksud akan menuju ke Bank Bukopin di dekat perempatan Pingit. Dari arah Utara Saya meluncur dgn kecepatan penuh (100-110 km/jam) karena jalanan lebar dan tampak sepi. Namun diluar dugaan, di Jl. Raya Magelang, Selatan stasiun TVRI Ykt saya mengalami kecelakaan / menyerempet sepeda motor yg dikendarai oleh ibu2 muda dengan 2 orang anak yang tiba2 menyeberang ke kanan jalan tanpa memberi tanda yg jelas dan tanpa memperhatikan kendaraan yg dibelakangnya... Saya pun mencoba mengerem sekuat tenaga, meskipun menggunakan double rem cakram, namun karena jarak semakin dekat akhirnya... BrakKK !

Alhamdulillah sekali kedua anaknya tidak apa2, hanya
ibunya yg mengalami lecet sedikit di kedua lutut kakinya, sedangkan saya karena kerasnya benturan dan hempasan di aspal, mengalami luka2 di betis kaki kiri-lutut dan kaki kanan, tangan kanan. (seperti pada foto tsb). Meskipun helm sempat terlepas, namun kepala saya Alhamdulillah tidak mengalami cedera apapun. Dengan bantuan warga setempat, kami smua dilarikan ke puskesmas terdekat untuk pengecekan dan mendapat pertolongan darurat.

Sepeda motor supra X 125 yg masih terhitung baru pun menjadi korban, bagian lampu depan pecah, spion kiri pecah, stag depan ringsek dan harus dipres body di bengkel AHASS slama 2 hari.

Celana jean, jaket, sepatu sandal, helm, dan sarung tangan kulit telah juga menjadi korban karena gesekan dan benturan dengan aspal. Namun, semua kelengkapan itu telah sangat menolong saya dari resiko yg lebih fatal akibat kecelakaan tsb.

Semoga Allah menggugurkan dosa2 saya melalui musibah ini. Mungkin peristiwa ini karena saya kurang bersedekah (Sedekah kan bisa mencegah balak/musibah).

Malam harinya, sekitar pukul 12 WIB kami dibangunkan paksa oleh Ibu RT yg mengabari bahwa tetangga sebelah kami di komplek perumahan dosen Poltekkes Gadingan, Banyuraden barusan saja telah meninggal dunia karena sakit jantung/stroke. Dan kami diminta tolong membantu menyiapkan ruang aula untuk tempat persemayaman mayatnya.

Mengingati segala keperihan, luka, dan apa yg telah menimpa saya pada siang harinya, maka saya patut sangat bersyukur kpd Allah SWT, karena saya masih diberi kehidupan setelah kecelakaan maut tsb, dan bukannya saya yg meninggal dunia pada hari itu, tetapi tetangga sebelah saya. Rasa syukur itu membuat saya merasa lebih ringan peristiwa pahit yg saya alami tadi. Alhamdulillah ... Berarti Allah masih memberi kesempatan kepada saya untuk dapat beramal sholih & bertaubat atas segala khilaf dan dosa saya slama ini.

Syukur dan Sabar, bagaikan 2 sayap pada seekor burung, tanpa keduanya niscaya sang burung dapat terbang ke angkasa. Sudahkah kita menyadari dan memiliki kedua nya?!

Labels: , , ,

3 Comments:

At 3:23 PM, Anonymous ilo said...

Ikut prihatin sobat. Moga cepat sembuh.Ada koreksian kawan, kok ada tulisan jaket sepatu sandal helm n properti lain bisa menolong. Lupa yaaa...kok jadi menafikan Allah SWT heee...heee

 
At 8:29 AM, Blogger Abdul Hadi Kadarusno, SKM, MPH said...

Trims koreksinya Sobat, tentu bukan begitu maksud saya, Allah-lah yg telah memberi dan menjaga kehidupan hamba-Nya ini.
Iktiar kita menjaga kehidupan itu (dgn APD = jaket, sepatu sandal, helm n properti lain) juga bagian dari pertolongan-Nya.
Smoga kita smakin berhati2 dijalan. karena sekarang ini jalan raya adalah jalan pintas menemui-Nya... hiii... !

 
At 9:29 PM, Anonymous Sari said...

Turut berduka Pak. Maaf sy gak tau

 

Post a Comment

<< Home