Google

Friday, March 13, 2009

Andai Rasul berkunjung ke rumah kita sehari... (Sebuah renungan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW)

Berikut ini adalah materi khutbah Jum'at saya pada Tanggal 13 Maret 2009 di Masjid Al Jamiah, Gadingan, Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Karena masih berdekatan dgn hari peringatan Maulid nabi Muhammad SAW yang jatuh pada tanggal 9 Maret 2009, maka tema yang saya pilih juga berkaitan dengan hal tsb.
Selamat membaca, smoga menjadi tausiyah yang berharga bagi kita smua.


1. Puji syukur kehadirat Allah :

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS An-Nahl: 18)

Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur [1016]. (QS Al-Mu'minun:78)

[1016] Yg dimaksud dengan bersyukur di ayat ini = menggunakan alat2 tsb untuk memperhatikan bukti2 kebesaran & keesaan Tuhan, yg dpt membawa mereka beriman kpd Allah s.w.t. serta taat & patuh kepada-Nya. kaum musyrikin memang tidak berbuat demikian.

2. Bershalawat kepada Nabi SAW:

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi[1229]. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya [1230]. (QS. Al Ahzab (33) : 56)

[1229] Bershalawat artinya: kalau dari Allah berarti memberi rahmat: dari Malaikat berarti memintakan ampunan dan kalau dari orang-orang mukmin berarti berdoa supaya diberi rahmat seperti dengan perkataan:Allahuma shalli ala Muhammad. [1230] Dengan mengucapkan Perkataan seperti: Assalamu'alaika ayyuhan Nabi artinya: semoga keselamatan tercurah kepadamu Hai Nabi.

3. Ibadallah ! Saya wasiatkan kepada jamaah sekalian dan juga kepada saya pribadi untuk selalu bertaqwa & meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah di mana saja kita berada. Dan janganlah kita mati melainkan dalam Islam.

Jamaah Jumat yg sama2 mengharapkan rahmad & ampunan Allah SWT..
Pada kesempatan kali ini, Masih dlm suasana memperingati maulid/ kelahiran Nabi Muh SAW, khotib ingin mengajak kpd diri kami pribadi dan jamaah Jum’at skalian utk melakukan introspeksi diri, apakah yg tlh kita lakukan dlm kehidpn kita sbg orang Islam shg kita layak untuk disebut sbg umat/pengikut Nabi Muh, SAW.

Rasul bersabda bahwa barangsiapa menghidupkan sunahnya, sesungguhnya dia mencintai Rasulnya, dan barangsiapa mencintai Rasul, sungguh dia akan bersama-sama dengan Rasul di dalam Surga.

Pernyataan Baginda Rasul ini sangat memotivasi jiwa umatnya untuk dapat bersama beliau di dalam Surga dengan segala kenikmatan yang tiada tara, Kita sering mendengar informasi ini dari Al Quran atau Hadist Nabi. Rasanya kita ingin lebih cepat meraih kenikmatan itu. Dan ujung-ujungnya muncul rasa rindu dan rasa cinta yang sangat mendalam kepada Baginda Rasulullah. Namun, kita tanyakan kepada kalbu kita masing2, Apakah sudah pantas diriku ini bersanding bersama Rasul ?

Dalam kesempatan yg lain, Rasullullah Muhammad SAW juga bersabda : “Barang siapa yg menghidupkan sunnahku disaat terjadi kerusakan pada ummatku maka baginya pahala seseorang yang mati syahid.”

Hadits ini menyadarkan kita akan pentingnya kembali pada kehidupan Islami & menghidupkan sunnah Nabi saw. terutama di saat ummat mulai cenderung & terpedaya dengan segala gaya hidup yang tidak berasal dari nilai-nilai Islam. Hal tersebut mengakibatkan ummat Islam tidak lagi memiliki jati diri, dan kecintaannya kepada Nabi Saw sebagai suri teladan, larut sedikit demi sedikit, berganti mengikuti gerak dan gaya masyarakat yang jahiliyah,

Melalui Khutbah ini khotib mengingatkan kita smua akan sosok pribadi agung Baginda Rasulullah Muh SAW yg kita cintai, & patut kita jadikan suri tauladan serta kita harapkan syafaatnya slalu.

Ma'asyiral Muslimin rahima kumullah ... Hadirin jamaah Jum’at yang berbahagia!
Sekarang marilah kita Bayangkan andaikata Rasulullah tiba-tiba muncul mengetuk pintu rumah kita, Apa yang akan kita lakukan?

Mestinya kita akan sangat berbahagia, memeluk beliau dan mempersilahkan beliau masuk ke ruang tamu kita untuk melepaskan rasa rindu yang sudah lama dipendam. Kemudian kita tentunya akan meminta dengan sangat agar beliau sudi menginap beberapa hari di rumah kita untuk bercerita dengan tutur kata yang lembut, mengajarkan kepada kita tentang Islam, sopan santun, ilmu dan hikmah.

Tapi barangkali sambutan kita justru sebaliknya, Kita meminta beliau menunggu sebentar di depan pintu karena kita teringat video CD rated R18+ / ”Triple X” yang ada di ruang tengah, bercampur dengan beraneka VCD yang sebagian besar bergambarkan wanita terbuka setengah auratnya dan kita tergesa-gesa memindahkan dahulu video tersebut ke ruang dalam/ ke gudang belakang.

Atau barangkali kita teringat akan lukisan/kalender wanita setengah telanjang yang kita pajang di ruang tamu kita, patung2 kesayangan, keris kesaktian, sehingga kita terpaksa juga memindahkannya ke gudang belakang.

Barangkali kita akan segera memindahkan lafal kaligrafi Allah dan Muhammad yang biasanya berada didekat dapur dalam keadaan berdebu dan memindahkan/memasangnya ke ruang tamu.

Bagaimana bila kemudian beliau Nabi Muh SAW sudi menginap di rumah kita, walaupun hanya satu malam?

Barangkali kita teringat bahwa diri kita/ keluarga kita/anak2 kita lebih hapal lagu-lagu Spice girls, Slank, campur sari/campur saru atau tembangnya Beattle atau Rollingstone dibanding hapalan Sholawat kepada Rasulullah, apalagi hafalan ayat2 Al Quran.

Barangkali kita menjadi malu bahwa anak-anak kita tidak mengetahui sedikitpun sejarah atau sirah nabi yang menceritakan perjalanan hidup beliau.

Barangkali kita menjadi malu bahwa anak kita tidak mengetahui satupun nama keluarga Rasulullah dan para sahabat beliau tetapi hapal di luar kepala mengenai anggota Power Ranger atau Doraemon, ninja Hatori, dll.

Barangkali kita terpaksa harus menyulap satu kamar menjadi ruang musalla, karena beliau sangat menyenangi sholat yang berjam-jam diwaktu malam.

Barangkali kita teringat bahwa perempuan di rumah kita(Ibu/istri/putri2) tidak memiliki koleksi jilbab/pakaian muslimah yang pantas dipakai sewaktu berhadapan dengan beliau untuk mendengarkan petuah-petuah beliau. Belum lagi koleksi buku-buku kita dan anak-anak kita. Belum lagi koleksi kaset kita dan anak-anak kita. Belum lagi koleksi karaoke kita dan anak-anak kita.

Kemana kita harus meyingkirkan semua koleksi tersebut demi menghormati junjungan kita? Karena bisa jadi gudang-gudang di belakang sudah pada penuh oleh barang2 .

Barangkali kita menjadi malu diketahui junjungan kita bahwa kita jarang ke masjid, mana tau nanti beliau menanyakan siapa nama penjaga mesjid kampung kita, karena beliau sangat perhatian terhadap orang-orang seperti itu.

Barangkali kita menjadi malu karena pada saat maghrib keluarga kita sibuk di depan TV, karena sinetronnya sayang untuk diliwatkan.

Barangkali kita menjadi malu karena kita menghabiskan hampir seluruh waktu kita untuk mencari kesenangan duniawi.
Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita tidak pernah menjalankan sholat sunnah, apalagi puasa sunah.

Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita sangat jarang membaca AlQuran, tapi asyik membaca koran/majalah dan menonton TV- hingga AlQuran terlihat rapi dan bersih diantara buku-buku di rak buku kita.

Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengenal tetangga-tetangga kita, dan tidak berperilaku baik kpd tetangga.

Barangkali kita menjadi malu jika beliau Nabi Muh SAW menanyakan kepada kita siapa nama tukang sampah yang setiap hari lewat di depan rumah kita.

Hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan Allah!

Bayangkan andaikata Rasulullah tiba-tiba muncul di depan pintu rumah kita. Apa yang akan kita lakukan?

Masihkah kita memeluk junjungan kita dan mempersilakan beliau masuk dan menginap di rumah kita?

Ataukah akhirnya dengan berat hati, kita akan menolak beliau berkunjung & menginap ke rumah karena hal itu akan sangat membuat kita repot dan malu. Karena perilaku kita, kehidupan kita sehari2 masih jauh dari layak untuk disebut sebagai pengikut nabi Muhammad SAW.

Wallahu alam bissawaf..

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (QS. Al Ahzab(33):21)

Marilah melalui peringatan maulid nabi kita berusaha sekuat tenaga kita untuk dapat terus mengikuti suri tauladan beliau, menghidup2kan sunah beliau dlm sisa umur yg ada pd kita, shg sesuai sabda nabi diawal khutbah tadi, kita layak mendptkan pahala seseorang yang mati syahid dan kelak akan berkumpul bersama-sama dengan Rasul Muh SAW di dalam Surga”. ... Amin ya Robbal Alamin...

Labels: , , , ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home