Google

Sunday, May 15, 2011

PROGRAM KONVERSI PENUH KONTROVERSI

Dihari libur, iseng2 ngecek foto2 yg di-tag ke facebook ku, ternyata ada sebuah foto yg sangat menggelitik/ Lucu tenan ! (Salut utk ide kreatifnya). Foto ini mengkritik maraknya ledakan tabung gas 3 kg yg dibagikan Pertamina dlm program konversi minyak tanah ke LPG.

Peluncur roket dgn peluru tabung gas 3 kg.

Kebijakan Energi Nasional diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 5 Tahun 2006. Kebijakan tersebut dikeluarkan dalam rangka menjamin keamanan pasokan energi dalam negeri dan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan.

Pemerintah kemudian mengadakan program konversi minyak tanah ke elpiji. Pemerintah mempercepat program konversi minyak tanah ke elpiji dari sebelumnya hingga 2010 menjadi paling cepat 2009. Target rumah tangga yang menjadi sasaran konversi hingga 2009 mencapai 40 juta kepala rumah tangga (KK). Setiap KK mendapat seperangkat kompor gas dan tabung gas elpiji ukuran 3 kg. Tujuan dari program tersebut tiada lain utk mengurangi ketergantungan akan penggunaan minyak bumi dan mengurangi subsidi minyak tanah.

Direncanakan tahun 2010 merupakan tahun terakhir program konversi minyak tanah (mitan) ke LPG. Rencananya paket konversi akan didistribusikan sekitar 9,3 juta hingga 10 juta paket.

Adapun wilayah-wilayah yang menjadi sasaran program konversi pada 2010 di antaranya Kalimantan Selatan, Jambi, Sumatera Barat, Bengkulu, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Tengah, serta NTB hanya di Lombok. Terkait dengan konversi tersebut, Pertamina berhasil melakukan penarikan minyak tanah sebesar 5,21 jta kiloliter (KL). Sedangkan target sebesar 4,1 juta atau lebih dari 125 persen.

Daerah-daerah yang sudah selesai konversi dan dinyatakan dry minyak tanah di antaranya Sumatera Selatan, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan DI Yogyakarta. Sementara daerah lain yang juga sudah selesai konversi tetapi ada beberapa daerah yang belum ditarik minyak tanahnya, yaitu Jawa Tengah dan Bali.

Menyusul maraknya kasus ledakan kompor gas ukuran 3 kg tsb diberbagai daerah, dan telah merenggut nyawa banyak penduduk maka ada yg kemudian memplesetkan program konversi minyak tanah ke elpiji ini sbg program .... pembatasan kepadatan penduduk. Tabung gas ukuran 3 kg inipun kemudian dijuluki sbg "senjata pemusnah massal Indonesia" / "Si Buto Ijo".

Tabung gas LPG ukuran 3 kg memang tidak standar, karena hanya ada & beredar di Indonesia. Ukuran tabung gas LPG yg standar adalah ukuran 12 kg.

Sejumlah masyarakat penerima diberbagai daerah lebih memilih menjualnya kepada pihak lain seharga antara Rp 25 ribu-Rp 50 ribu pertabung, daripada menggunakan untuk keperluan sehari-hari. Penjualan tabung gas elpiji ukuran 3 kg ini karena masyarakat memiliki kekhawatiran peristiwa kebakaran rumah akibat ledakan tabung di beberapa daerah di Indonesia juga menimpa mereka.

Referensi:
  1. http://www.detikfinance.com/read/2008/12/23/192017/1058612/4/program-konversi-minyak-tanah-dipercepat-jadi-2009
  2. http://dwikisetiyawan.wordpress.com/2010/01/05/kerja-keras-konversi-minyak-tanah-ke-lpg/
  3. http://www.tambangnews.com/berita/daerah/1382-takut-masyarakat-lobar-jual-tabung-gas-lpg-3-kg-.html

Labels: ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home