Google

Monday, October 12, 2009

Pendadaran=Bukan bikin telor dadar !

Setelah sempat diundur dari jadwal semula tgl 30-9-09, akhirnya pendadaran tesis saya berjudul "Analisis Isi Situs Web Politeknik Kesehatan Depkes RI" jadi terlaksana pd tgl 8 Oktober 2009, pukul 15.00 - 1630 WIB, tempat : semula direncanakan di Ruang 104 Ex. Parasitologi, pindah ke Ruang 302 lt 3 Gedung IKM UGM.

Ketua Dewan Penguji : semula direncanakan dr. Mubasysyir H. MA, namun mendadak digantikan oleh dr. Sulanto Saleh Danu, Sp.FK, Penguji : masih sama dgn pd saat pendadaran, yaitu: Dr. Ir. Eko Nugroho, M.Si. (Pembimbing I), dan Dr. Hermin Indah Wahyuni, M.Si. (Pembimbing II), dan Anis Fuad,DEA. Sedangkan Dr. Lucky Herawati, SKM, M.Sc. -sebagai penguji dari Poltekkes Depkes- berhubung pada saat ujian seminar hasil beliau tidak hadir, maka kali inipun sengaja tidak diundang oleh Pengelola Prodi S2 IKM.

Sidang dimulai terlambat 30 menit dari rencana, diawali dgn pembukaan oleh KDP, dilanjutkan dgn presentasi tesis, diberi waktu selama 15 menit. Namun karena banyaknya temuan penelitian dan slide yg harus disampaikan, akhirnya menghabiskan waktu 20 menitan. Acara selanjutnya adalah ujian pendadaran, berupa tanya jawab antara presentan dengan penguji, dimulai dari Bpk. Anis, Ibu Hermin, Bpk. Eko, dan terakhir oleh Bpk. Sulanto.

Bpk Anis menyoroti pentingnya memperhatikan batasan waktu presentasi & aturan penyusunan tesis dan naskah publikasi, jangan sampai melebihi ketentuan. Apalagi jika ingin dimuat di jurnal
ilmiah, maka batasan kata dan jumlah halaman harus dipatuhi. Beliau juga menanyakan beberapa hal ttg : apa yg dimaksud dgn Web 2,0 dan seberapa Web 2,0 situs2 Poltekkes Depkes yg diteliti? dan bagaimana cara agar sebuah web menjadi web 2,0? Up dating isi situs Poltekkes minimal 1 mg skali dasarnya apa? Bagaimana menyusun kriteria penilaian situs khususnya dalam aspek seni agar dapat seobjektif mungkin? Mengingat seni sangat subjektif antara 1 orang dengan orang lainnya.

Ibu Hermin banyak menyoroti ttg aspek metodologis analisis isi yg telah dimodifikasi dalam penelitian ini. Beliau mengingatkan perlunya panel discusion / FGD utk memenuhi syarat reliabilitas dari ukuran/unit2 analisis pada instrumen penelitian ini. Beliau juga menyarankan: Pemahaman utuh terhadap metodologi Analisis Isi, memperhatikan translasi Bahasa Inggris pada abstract agar memenuhi standar (pasif-aktif).

Bpk Eko sebagai pembimbing I sependapat dengan saya sebagai peneliti bahwa aspek isi, desain, dan juga seni suatu situs web dapat diukur. karena sebagai ilmuwan, terlebih jika nanti sdh menyandang gelar MPH (Master of Public Health)- kita mempunyai otoritas keilmuan untuk membuat sendiri definisi/alat2 ukur, termasuk aspek seni yg dianggap abstrak/subjektif. Beliau juga menyoroti perlunya situs2 web Poltekkes Depkes berbenah menuju pemanfaatan situs web untuk hubungan Academic to Academic, tak hanya sebagaimana selama ini, pengembangan e-government/situs web pemerintah adalah untuk hubungan G to G (Goverment to Goverment), G to C (Goverment to Citizen), dan G to B (Goverment to Business).

Dengan prioritas pengembangan Academic to Academic, maka situs web Poltekkes diharapkan dapat saling mengisi, menopang, dan mengkompensasikan dengan universitas/institusi pendidikan /Perguruan Tinggi lainnya dari baik dari dalam maupun luar negeri. Ini merupakan tingkatan tertinggi dalam pemanfaatan situs yaitu conectivity. Dengan demikian maka situs web poltekkes dapat masuk, bersaing dgn perguruan tinggi lain untuk menjadi world class academic, versi penilaian Webometrics.

Terakhir, Bpk Sulanto menanyakan beberapa hal terkait dgn kenapa menganalisis isi situs web Poltekkes? Apa kepentingannya untuk Poltekkes Depkes? Apakah tujuan penelitian sdh tercapai? Apa maksudnya "kelemahan penelitian" dan apa bedanya dengan "kesulitan penelitian"? Beliau menyarankan agar penyusunan Kesimpulan disesuaikan dgn Tujuan Penelitian, dan juga menekankan pentingnya menguji validitas-reliabilitas instrumen, menyederhanakan abstract agar cukup 1 halaman saja, mengecek kembali naskah yg sdh disiapkan agar sesuai tata tulis, tidak terjadi kekurangan lembaran, sperti yg terjadi pd hasil jilidan tesis ini, dimana Daftar Pustaka ternyata tidak disertakan oleh petugas fotocopy& penjilidan, meskipun sebenarnya saya telah mengeprint utuh/lengkap semua naskah tesis.

Setelah semua penguji mendapat kesempatan untuk bertanya, akhirnya saya dipersilahkan menunggu di luar ruangan untuk memberi kesempatan dewan penguji memutuskan nilai akhir. Selang 7 menit kemudian, saya dipanggil masuk kembali utk mendengar keputusan dewan penguji. Saat2 yg menegangkan saat Bpk Sulanto selaku KDP membacakan keputusan:
Saya dinyatakan lulus ujian pendadaran, dengan nilai B+, diberi waktu maksimal 3 bln utk merevisi& meyerahkan revisian tesis. jika melebihi dari 3 bln, maka harus mengulang ujian pendadaran kembali...! Alhamdulillah, Siip deh, Pak. Siap... Akan segera saya revisi.

Smoga jauh sebelum 3 bln bisa saya selesaikan. Amin.. Soal wsd sih bisa menyesuaikan kapan-kapan.

Jadi, pendadaran adalah bukan kegiatan main2, juga bukan kegiatan bikin telor dadar, kan?!

Labels: , , , , , , , ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home