Google

Friday, September 25, 2009

Mudik 2009, ajang silaturrahim dibawah bayang2 kriminalitas

Mudik menjadi kesempatan 1 thn skali utk menyambung tali silaturahmi dgn keluarga, saudara, dan handai taulan di kampung halaman/tempat kelahiran.

Mudik sebenarnya berasal dari kata UDIK yang artinya adalah DESA. Sehingga mudik adalah Menuju ke DESA atau pulang ke Desa tempat asalnya setelah sekian lama merantau dan mengadu nasib. Fenomena ini terjadi setiap menjelang lebaran Idul Fitri, atau libur-libur panjang.
Mudiknya pekerja imigran di Libya melewati Gurun Sahara yang bersuhu 35 derajat, dimuati sampai 100 orang beserta perbekalan dan oleh-olehnya. Di Indonesia ada yg mudik begini gak ya !?

Mudik Lebaran yg Penuh Berkah akan dapat terwujud jika kita memperhatikan beberapa hal sebagaimana yang ditulis pd situs ini.

Kami sekeluarga (istri dan 2 orang anak) berkesempatan mudik ke Solo pada hari ke-2 setelah lebaran (Senin, 21/9/09). Setelah sebelumnya menghabiskan lebaran hari pertama di RSUD Wonosari, karena istri masih mendapat tugas piket jaga malam di IGD & visite bangsal pada Senin paginya.

Alhamdulillah selama 2 hari mudik di tempat mertua di Paulan, Colomadu, Kartasura itu kami bisa mengunjungi/bersilatrhm ke tempat simbah buyut dan sdr2 kandung dari pihak ibu mertua. Tak lupa, saya mendokumentasikan moment silaturahim tsb menggunakan kamera digital Sony cyber-shot DSC-W35 7,2 Mega Pixels.

Ya, kita tak pernah tau khan, apakah lebaran tahun depan masih dapat bersilaturrahim dgn para tetua kita / tidak... dan yg lebih penting lagi, agar saya gampang mengenali/ingat siapa2 saja anggota keluarga besar istri.

Rabu pagi, kamipun berkemas2 pulang ke Yogyakarta lagi. Mengingat masih padatnya arus penumpang bis di terminal bis Kartasura, maka kamipun diantar ke Terminal Bis Solo agar masih bisa memperoleh tempat duduk. Firasat pun mulai tidak enak, karena terminal bis ini terkenal dgn banyaknya penjahat/copet, dan saya sendiri dahulu pernah mengalami kecopetan dompet saat naik bis di terminal ini.

Ternyata firasat saya terbukti, kamera digital yg saya kalungkan di leherpun berpindah tangan ke pencopet yg beraksi saat kami menaiki bis & akan duduk di deretan kursi ke-2 di belakang sopir. Lihai... sungguh lihai...

Kesal/marah/dendam ?! Tak ada manfaatnya, mending mendoakan saja: Smoga Allah memberi hidayah/petunjuk kepada para kriminal yg ada di terminal itu, sehingga mereka masih sempat bertaubat sebelum kematiannya... Amien. Karena harta yg diperoleh dari cara/sumber yg haram, tak akan diberkahi. Ia akan membentuk darah-daging-tulang yg haram... mendatangkan murka Allah di bumi (penyakit2 fisik, kesempitan hati, dll), dan di akhirat kelak (menjadi bahan baku api neraka,red.), serta doa orang tsb tak akan dikabulkanNYA.

Bagaimana dgn cerita mudik anda, Sdrku? Smoga baik2 saja kesan mudik anda kali ini, agar tak kapok mudik di lain waktu.

Sumber rujukan:
1. http://win.staff.uns.ac.id/2008/09/08/tradisi-mudik-lebaran-2008/
2. http://p0erw0s.wordpress.com/2006/11/01/tradisi-mudik/
3. http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/mudik-lebaran-penuh-berkah.html
4. http://kartu.kapanlagi.com/selamat-berlebaran-selamat-mudik.html

Labels: , , ,

3 Comments:

At 9:53 AM, Blogger ilowirawan said...

ikut duka cita atas hilangnya kamera tercinta. Semoga arwahnya diterima yang Kuasa..heee...hee... Biar ada fotonya mungkin perlu beli lagi yang baru....

 
At 7:04 PM, Anonymous Abu Aufa's Weblog said...

Semoga diganti dengan yang lebih baik kameranya mas.. turut berduka..

 
At 9:33 PM, Anonymous Lukito said...

Hati-hati pak dalam membawa barang bawaan. Kalo menyebut Solo jadi ingat lagunya Didi kempot yang berjudul Terminal Tirtonadi. Salam kenal dari Surabaya kota panas

 

Post a Comment

<< Home