Google

Sunday, August 09, 2009

Taufik di Sunat ! a beautiful new cock is born!

Putra ke-2 kami -Ahmad Taufik Nugroho- sebenarnya masih terlalu kecil untuk di sirkumsisi (bahasa kerennya "khitan/sunat"). Ia baru berumur 2 Thn 4 Bln pada saat disunat. Si Abang- Hanif Abd. Karim Afandi- yang berusia 5 Thn 3 Bln justru belum kami sunat.

Namun, karena ada kelainan "
fimosis" pada penisnya (prepusium -ujung penisnya- tidak dapat ditarik ke belakang atau tidak dapat membuka), bahkan beberapa hari sebelumnya penisnya sempat mengalami infeksi dan bengkak, sehingga terpaksa harus segera disunat agar tidak semakin berbahaya bagi kesehatan saluran kencingnya.

Sunat telah dilakukan sejak zaman prasejarah, dilihat dari gambar-gambar di gua yang berasal dari Zaman Batu dan makam Mesir purba.[1] Alasan tindakan ini masih belum jelas pada masa itu tetapi teori-teori memperkirakan bahwa tindakan ini merupakan bagian dari ritual pengorbanan atau persembahan, tanda penyerahan pada Yang Maha Kuasa, langkah menuju kedewasaan, tanda kekalahan atau perbudakan, atau upaya untuk mengubah estetika atau seksualitas.[2]

Sunat pada laki-laki diwajibkan pada agama Islam dan Yahudi.[3][4] Praktik ini juga terdapat di kalangan mayoritas penduduk Korea Selatan,[5] Amerika, dan Filipina[6]

Pada mulanya, ajaran berkhitan adalah syariat yang dibawa oleh nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Kemudian diteruskan oleh agama Islam. Perlu diketahui, bahwa setiap ajaran yang dibawa oleh nabi terdahulu (syar’u man qablana), kemudian disyariatkan lagi dengan dimuat dalam al-Quran ataupun as-Sunnah, maka ajaran tersebut juga menjadi ajaran umat Islam. Dalam hal khitan ini, Rasulullah Muhammad, SAW. telah menganjurkannya sebagaimana termuat dalam hadis
(HR Jama’ah dari Abu Hurairah r.a.), sehingga syariat berkhitan yang awalnya menjadi syariat umat Nabi Ibrahim AS. dengan begitu juga menjadi syariat umat Muhammad SAW.

Awalnya -karena kecemasan yang berlebihan- kami berencana membawanya ke dokter spesialis bedah anak di PKU Muhammadiyah Ykt, dan sudah menyiapkan segala sesuatunya, namun setelah mendapat masukan dari teman-teman kerja istri (perawat dan dokter) di IGD RSUD Wonosari, akhirnya Taufik kami percayakan untuk disirkumsisi saja oleh Kepala Perawat IGD
RSUD Wonosari, karena beliau sudah sangat berpengalaman melakukan "Cukur Burung".

Alhamdulillah hari ini, Ahad, 9 Agustus 2009, setelah mengikuti kegiatan jalan sehat, memberikan konsultasi dan pelayanan kesehatan gratis, dan lomba volly bersama warga Dusun Gadingan, di lapangan Asrama Mahasiswa I Poltekkes Depkes Ykt, Jl. Gadingan, Banyuraden, Gamping Sleman, kami membawa dia ke RSUD Wonosari untuk menjalani operasi kecil ini.

Sekitar pukul 11 WIB, selama -/+ 30 menit, Taufik menjalani sirkumsisi dengan penuh "air mata", jeritan, dan pemberontakan ... he2... Jadi ingat saat dulu disunat, tapi bedanya saya disunatnya pada saat liburan SD kelas 2. Jadi sudah lebih kooperatif.

Inilah rekaman proses sirkumsisi Taufik yang sempat saya ambil sambil memegangi tangan kanannya agar tidak meronta-ronta saat disuntik dan dijahit.


Semoga ia semakin cepat tumbuh besar setelah disunat, seperti kepercayaan / rayuan para orang tua dahulu agar anaknya bersedia disunat. Meskipun sebenarnya manfaat khitan bukan itu, melainkan adalah membuang tempat bersarangnya kotoran dan najis (bagi wilayah yang kesulitan air seperti gurun pasir), mencegah kanker penis, dan tentunya sebagai pelaksanaan tuntunan syariat agama Islam yang sangat mulia.

Referensi:
  1. Wikipedia, tersedia disini.
  2. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Jilid Kedua, Penerbit Media Aesculapius, FK UI, 2000
  3. Situs MUI disini.

Labels: , , ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home