Google

Sunday, May 25, 2008

Side Effect / Benefit dari Tugas Belajar S2 ?!

Alhamdulilah, akhirnya pada Tahun Akademik 2007/2008 lalu saya mendapatkan kesempatan kuliah Tugas Belajar (Tubel) S2 dari kantor Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Depkes Yogyakarta. Ini adalah sebuah anugerah yang besar yang saya rasakan dan patut disyukuri. Maklumlah, kesempatan itu sudah dinanti-nantikan sejak Tahun Akademik 2006/2008, namun karena berbagai pertimbangan dan kebijaksanaan Direktur Poltekkes Yogyakarta yang baru, akhirnya rencana tubel kami harus tertunda selama 1 tahun. Namun, tak ada yg perlu disesali apalagi dipersalahkan, semua ada hikmah yang amat dalam untuk dipetik dan disyukuri.

Saya sebenarnya ingin melanjutkan studi Magister di Minat Biostatistik dan Kependudukan yang sesuai dengan jalur pada saat saya studi Sarjana, namun karena di UGM tidak ada minat tersebut (yang ada di FKM-UI Jakarta, yaitu Kekhususan Biostatistik Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat), akhirnya –Dengan memohon petunjuk dan rahmad-Nya – Bismillahir Rohmanir Rohim..! saya memutuskan untuk mengambil studi Magister di Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan (SIMKES) Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat, FK-UGM Yogyakarta, karena minat inilah yg paling banyak kesesuaiannya dengan jalur Sarjana saya. Disamping juga karena prospek dan peluang karir ke depan yang masih sangat terbuka luas, karena saya adalah orang pertama yang mengambil minat SIMKES dari Poltekkes Yogyakarta.

Saya jadi teringat kembali dengan pengalaman pada saat mengambil kuliah S1 dahulu di Program Ekstensi FKM-Undip Semarang (1998-2000). Dengan modal nekad (karena baru 2 tahun bekerja sebagai PNS sudah mengajukan Ijin Belajar), restu kedua orang tua (khususnya untuk mem-backup penuh biaya kuliah yang tak akan terjangkau jika mengandalkan gaji PNS Gol. II b), dan keberanian mendobrak tradisi mengantri jatah tubel sesuai urutan senioritas, akhirnya Bismillahir Rohmanir Rohim..! saya membuat ”sejarah baru” bagi diri dan instansi.

Dan perjalanan/perjuangan panjang serta melelahkanpun dimulai. Setiap hari Senin-Kamis saya harus masuk kerja seperti biasa di AKL Depkes Yogyakarta, lalu berangkat ke Semarang pada setiap Kamis sore, dan mengikuti perkuliahan yang padat mulai dari malam Jum’at hingga Sabtu siang/sore, kemudian pulang lagi ke Yogyakarta setiap Sabtu sore. Jarak Yogyakarta – Semarang ± 150 km dengan waktu tempuh menggunakan bis ± 4 jam, dan kalau naik ”kuda mesin pertamaku” (Yamaha Cripton, red.) tak lebih dari 3 jam.

Dan itu berlangsung selama 2 tahun !! Tak terhitung lagi:

Ø berapa kali saya telah mengalami musibah kecelakaan lalu lintas, mengalami bocor ban motor, kehabisan bensin dan kehujanan di jalan, hingga

Ø berapa banyak masjid yang sengaja saya sempatkan untuk singgah, tak hanya untuk melepas hajat, namun yang lebih penting adalah untuk melaksanakan sholat dan bermunajat kepada-Nya untuk kelancaran studi, dan juga

Ø berapa banyak orang yang telah saya kenal dan menjadi sahabat dekat selama 2 tahun perjalanan PP Yogya-Semarang itu.

Pada saat penentuan jurusan di akhir semester ke-2, pilihan saya jatuh pada Peminatan Biostatistik dan Kependudukan yang paling ditakuti/menjadi momok bagi kebanyakan mahasiswa FKM Undip, karena katanya sulit-lah, susah lulusnya, harus benar2 pinter hitung2an Matematika dan Statistik, dll. Makanya pada Angkatan 1998 Program Ekstensi Kelas B FKM Undip, dari 39 orang mahasiswa, hanya ada 2 orang yang ”nekat” mengambil peminatan tsb dengan penuh kesadaran, yaitu saya dan seorang sejawat dari RSUP Klaten. Sisanya 37 orang yang lain berbondong2 memilih peminatan Epidemiologi, Kesehatan Lingkungan, AKK, PKIP, Gizi, dan Kes. Kerja.

Itu adalah sekelumit kisah kasih di sekolah Sarjana saya dulu. Kembali ke kisah tubel S2 yang sekarang, ada banyak hal yang saya dapat/rasakan dari kesempatan kuliah Tugas Belajar S2 ini, antara lain:

  1. Semakin tercerahkan alam pemikiran dan wawasan

Intensitas dan rutinitas pekerjaan sebagai PNS (administratur dan dosen) yg monoton membuat otak menjadi beku, gairah untuk long life education (belajar sepanjang hayat dikandung badan) berkurang, kesempatan dan kemauan membaca buku berkurang, sehingga kesempatan kuliah ini sangat ditunggu-tunggu oleh banyak orang, disamping untuk meningkatkan karir, juga mencerahkan alam pemikiran dan wawasan.

Walaupun ada juga kisah seorang teman, karena dia dianggap sering ”ngerecoki” pimpinannya, sehingga lebih baik disingkirkan aja dari kantor dengan jalan dikuliahkan. (Ada2 saja ya akal pimpinan yg otoriter). Dan sepertinya saya tidak termasuk golongan ini lho … he2.

  1. Semakin dekat hubungan dengan keluarga

Jadwal kuliah S2 yang tidak selalu padat memungkinkan saya untuk bisa mengantar jemput istri yang bekerja sebagai tenaga dokter umum di bagian UGD RSUD Wonosari Gunung Kidul. Meskipun cinta dan kesetiaan saya kepada istri tak perlu diragukan lagi besarnya, tetapi tentu saja saya tidak mungkin harus mengantar jemputnya hingga ke Wonosari. Saya hanya jadi ojek sampai di Perempatan Jalan Ringroad Wonosari, selanjutnya istri akan naik bis umum sampai ke RSUD Wonosari.

Disamping itu, saya bisa lebih banyak waktu mendampingi dan mengajari anak-anak bermain, belajar, dan tentu saja beribadah kepada-Nya.

  1. Bisa lebih intensif mengurusi pekerjaan lainnya

Sebelum kuliah S2 ini saya tergolong orang yang dikenal workholic (suka kerja), betah ditempat kerja, dan sedikit waktu di rumah. Hal ini karena disamping bekerja sebagai PNS, saya juga memiliki sampingan pekerjaan sebagai pengelola kost putra ”Pondok Pak Dhe” di daerah Klebengan F9A, RT 10/ RW 02, Catur Tunggal, Depok atau dengan alamat post : Jl. Kaliurang, Km 4,5 Tawangsari, CT II / H13 A, Depok, Sleman, Telp (0274) 512184.

Disana saya harus mengurusi/memelihara kebersihan, ketenangan dan kenyamanan dari 21 kamar kost (3 lantai), dengan 20 penghuni/mahasiswa. Jika sebelum kuliah S2 ini -karena kesibukan kantor dan jadwal mengajar- saya hanya sempat ke kost 2-3 kali seminggu, maka selama kuliah S2 ini saya bisa lebih sering berkunjung ke kost karena :

a. Saya memutuskan untuk totally off from all my office works, sebagai Koordinator Urusan Kemahasiswaan Poltekkes Ykt dan Dosen pengampu 3 mata kuliah pada Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Ykt. Sebuah langkah yang pada awalnya dianggap aneh, nekad, berani, menentang arus, ”kering”, namun kemudian justru langkah ini menjadi ”arus baru” bagi peserta tubel lain, karena secara empiris dianggap lebih memungkinkan peserta tubel untuk dapat cepat selesai/lulus kuliah tepat waktu. Insya Allah.. Allahumma Amien....!

b. Rute perjalanan saya dari rumah ke kampus UGM adalah sejalur dengan rute perjalanan ke kost, yaitu dari Jl. Godean ke Jl. Kaliurang. Jadi kalau sudah sampai ke kampus, rasanya sayang kalau tidak menyempatkan mampir ke kost, meski hanya sekedar untuk melepas lelah sehabis kuliah. Kan jarak dari kampus Prodi IKM UGM ke kos hanya ±1 km saja.

Selain itu saya juga secara periodik harus mengunjungi rumah orang tua di Perumahan Sidoarum Blok II, Jl. Nangka P-47, Godean, Sleman pada saat ayah tidak di tempat, karena beliau harus mengunjungi rumah dan tanah kami yang lain di Rajabasa-Lampung, Bekasi-Jakarta, hingga di Nanggroe Aceh Darussalam. Itulah hiburan yang paling menyenangkan bagi ayah saya yang sudah ditinggal oleh Ibu (Dra. Hj. Sitti Amran-Semoga Allah selalu merahmati-Nya) sejak September 2006 : jalan-jalan kesana-kemari, nengok anak-anak dan cucunya.

  1. Semakin intensif dalam beragama/ beribadah kepada-Nya

Sholat 5 waktu di masjid, puasa sunah Senin-Kamis, sholat Dhuha, sholat Lail, mengikuti kajian/taklim, membaca Al-Qur’an, buku-buku agama, dll. Alhamdulillah bisa semakin lelulasa dan intensif dilakukan semenjak kuliah S2. Inilah yang semestinya harus kita lakukan sebagai wujud syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan terbatas untuk tubel S2 itu kepada kita, dan atas nikmat hidup sehat dan berkecukupan.

Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah atas segala limpahan nikmat yg tiada habis-habisnya, yang tiada dapat diceritakan dengan kata2, apalagi untuk dituliskan dengan pena. Saya yakin ini hanyalah sebagian dari hikmah tubel S2 yang dapat saya tuliskan disini. Pasti ada banyak hikmah lainnya yang belum sempat saya ceritakan/ mungkin tidak saya sadari, padahal nyata adanya. Allah SWT sajalah yang Maha Tahu. Semoga hikmah-hikmah yang lain itu adalah hikmah tentang kebaikan jua...

Akhirnya, Semoga ilmu pengetahuan dan teknologi yang saya pelajari di SIMKES ini nantinya akan menjadi ilmu dan amal sholih yang bermanfaat bagi diri, keluarga, agama, bangsa dan negara. Amin...!

It’s 100% mine...( alhiko@yahoo.com )

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home