Google

Saturday, May 03, 2008

Pornografi di Internet

Suatu ketika, saya ditanya oleh seorang rekan, "apakah pornografi di Internet bisa disensor?" Saya jawab, "bisa, tetapi tidak akan efektif!" Jawaban saya tersebut bukan bermaksud memberi angin kepada pornografi di Internet, tetapi faktanya kita akan kehabisan tenaga apabila perang melawan pornografi di Internet dengan cara melakukan sensor. Apa sebabnya? Sebab pertama adalah, setiap hari akan selalu bermunculan ratusan alamat situs porno baru. Kita tidak akan mampu untuk tiap hari memperbaharui database yang berisi alamat-alamat situs yang harus diblokir pada software khusus yang kita pasang di personal komputer ataupun server warnet.

Kalaupun kita berharap sensor tersebut dilakukan di Internet Service Provider (ISP) tempat kita berlangganan, maka ISP tersebut akan membutuhkan sebuah server khusus dengan kapasitas yang besar dan sumber daya manusia yang bertugas full-time melakukan update database. Ini tentu akan dihindari oleh ISP, karena selain membutuhkan biaya yang tidak murah, aktifitas sensor tersebut dikuatirkan akan berdampak pada melambatnya akses Internet pelanggan.

Kemudian alasan kedua adalah sensor Internet akan mengakibatkan pada terhalangnya informasi-informasi yang justru kita butuhkan. Jika kita melakukan sensor tanpa meneliti satu-per-satu, maka selain situs porno akan terblokir, situs yang berisi informasi tentang kehamilan, penyakit menular via aktifitas seksual dan program keluarga berencana juga akan ikut terblokir. Hal tersebut bukan sekedar isapan jempol, karena sudah dibuktikan oleh riset yang dilakukan oleh Kaiser Family Foundation (www.kff.org), sebuah organisasi nirlaba bidang kesehatan di California - Amerika Serikat. Hasil riset tersebut dirilis pada Desember 2002 lalu.

Faktor lain adalah, jika kita memang konsisten ingin melakukan sensor pornografi atas situs-situs di Internet, maka mau-tidak-mau kita harus memblokir pula situs YahooGroups.com. Sebab, di dalam situs YahooGroups tersebut terdapat banyak diskusi pornografi dalam bentuk mailing-list dengan bertukar gambar-gambar porno. Masalahnya, jika kita memblokir situs YahooGroups.com tersebut, maka turut terblokir pula aneka informasi yang justru bermanfaat didalamnya, semisal diskusi agama, diskusi pendidikan, diskusi teknis Internet, dan sebagainya. Oleh karena itu, maka melakukan sensor atas situs-situs di Internet tidak akan membuahkan hasil yang optimal dan cenderung kontra-produktif.

Bisnis Pornografi

Mengapa pornografi di Internet bisa tumbuh subur bak cendawan di musim hujan? Tak lain lantaran penghasilan yang didapat dari mengelola situs porno tersebut terhitung lumayan. Menurut hasil riset Jupiter Research (www.jmm.com) pada Oktober 2002, pendapatan dari sektor situs porno di Amerika Serikat saja akan mencapai nilai US$ 400 juta pada 2006, meningkat jauh dibandingkan pada 2001 lalu yang hanya mencapai US$ 230 juta.

Maka tidak heran, jika pertumbuhan situs porno termasuk luar biasa. Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh American Demographics Magazine, jumlah situs dewasa yang menyediakan pornografi meningkat dari 22.100 pada 1997 menjadi 280.300 pada 2000 atau melonjak 10 kali lebih dalam kurun tiga tahun! Kalau dirata-rata, tiap harinya bermunculan sekitar 200-an lebih situs porno yang baru. Bisa dibayangkan kira-kira berapa jumlah situs porno akhir-akhir ini.

Bagaimana dengan di Indonesia? Ternyata angka peminat pornografi via Internet cukup tinggi. Sebutlah mailing-list "nonaman***" di YahooGroups.com, yang ditujukan bagi peminat pornografi, anggotanya telah mencapai lebih dari 9000 anggota. Angka tersebut jauh di atas mailing-list khusus membahas soal teknologi informasi semacam "genetika" (gerakan nasional telematika) yang hanya beranggotakan 2000 orang. Jumlah peminat yang cukup signifikan ternyata menjadi pangsa pasar tersendiri bagi sekalangan orang untuk berbisnis situs porno lokal.

Beberapa situs porno lokal mulai menjamur. Sebutlah situs-situs yang gratisan semisal sanggrahan.org, indonona.com dan centrin.net. Ada pula situs-situs yang dikelola secara profesional dan bagi peminat diharuskan menjadi pelanggan dengan membayar biaya bulanan, menggunakan rekening BCA. Situs tersebut antara lain xxxindone***.com, exotica***.com dan sentr***.com. Biaya bulanannya berkisar antara Rp 50 ribu per bulan, hingga Rp 200 ribu per bulan. Modelnya? Tentu saja urang awak, alias perempuan Indonesia tulen.

Prostitusi Maya

Belum lama berselang, saya membaca di sebuah harian ibukota, ada sepasang suami-istri yang ditangkap oleh aparat kepolisian di Jakarta lantaran menawarkan wanita "dagangan" melalui sebuah situs di Internet. Fenomena tersebut tidaklah terlalu mengherankan bagi saya. Internet adalah media komunikasi bagi siapa saja untuk berbuat apa saja, termasuk menawarkan jasa prostitusi. Contohnya, sebuah message board di Internet yang bertajuk "Informasi Penjaja Seks Komersial", yang dihostingkan di www.ezbo***.com.

Isinya antara lain barter informasi yang berkaitan dengan esek-esek, termasuk nama dan nomor ponsel. Ada pula, lagi-lagi di YahooGroups.com, sebuah mailing-list khusus yang pada deskripsinya tertulis "kalau anda tertarik untuk menjadi escort silahkan hubungi e-mail di atas dengan menyebutkan berapa tarif anda per jam/hari/minggu/bulan atau short dan long stay. Mailing-list yang bernama "escort_a***" tersebut memiliki 616 anggota.

Tips Mengenalkan Internet

Melihat fakta di atas, janganlah kita menjadi jeri untuk mengenalkan Internet kepada anggota keluarga kita, khususnya anak-anak. Sebagaimana lazimnya sebuah teknologi, Internet pun pasti memiliki sisi buruknya. Tetap kenalkan Internet kepada anggota keluarga kita, tetapi dengan menjalankan 6 tips berikut ini :

Pertama, gunakan Internet bersama-sama dengan anggota keluarga yang lain, khususnya anak-anak. Kedua, tempatkan komputer di ruang keluarga atau tempat yang mudah diawasi oleh orang tua. Ketiga, sambil meluangkan waktu bersama keluarga, ajarkan kepada mereka tentang penggunaan Internet yang aman dan bertanggung-jawab. Keempat, anjurkanlah kepada mereka untuk segera meninggalkan situs-situs yang membuat mereka tidak nyaman atau kurang pantas bagi mereka jika secara kebetulan mereka temukan.

Kelima, secara bersahabat, mintalah kepada mereka untuk menunjukkan atau menceritakan segala sesuatu yang mereka temui di Internet. Keenam, yakinkan mereka bahwa kita tidak akan marah atau kecewa terhadap semua cerita mereka, sehingga hal tersebut akan membantu dalam mengembangkan hubungan keluarga yang saling percaya dan terbuka.


Ditulis oleh : Donny B.U., M.Si (Koordinator ICT Watch dan jurnalis TI independen)
e-mail donnybu@ictwatch.com

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home