Google

Saturday, November 17, 2007

Akankah internet menggantikan surat kabar ?!

Paper against Pixel

Banyak pihak yang beranggapan bahwa kehadiran media baru (internet) akan menggeser media massa tradisional (surat kabar). Jika dilihat secara sekilas hal ini memang sangat mungkin terjadi. Internet memiliki banyak keunggulan yang membuat surat kabar menjadi kuno dan tidak menarik. Media online bisa meperbarui isi situs mereka kapan saja, sedangkan surat kabar harus menunggu paling cepat satu hari. Media online bisa diakses dari belahan bumi manapun, sedangkan sirkulasi media cetak sangatlah terbatas pada jaringan distribusi yang dimiliki media tersebut.

Tetapi sejak meledaknya bisnis internet pada tahun 90-an hingga sekarang, posisi surat kabar belum tergeser oleh perusahaan dotcom dan penyedia jasa informasi online manapun. Meskipun berita di situs online diperbarui setiap detik, sebagian besar orang tetap memilih untuk berlangganan surat kabar. Mengapa orang-orang tetap membaca peristiwa di halaman depan surat kabar, meskipun seandainya peristiwa tersebut sudah mereka ketahui dari sebuah situs berita online pada malam harinya?

Persoalannya bukan sekadar seberapa cepat sebuah berita bisa disajikan, atau seberapa banyak ia bisa diperbarui dalam kurun waktu tertentu. Orang-orang yang membaca surat kabar adalah orang-orang yang menginginkan informasi yang utuh, lengkap, dan dapat dipercaya. Surat kabar juga sering mengikutsertakan analisis mendalam dan artikel feature sebagai pendamping berita utama mereka, dua hal yang sangat jarang ditemukan di situs berita online.

Situs berita online biasanya mengedepankan kecepatan pelaporan, yang akhirnya membuat berita yang dimuat sepotong-sepotong dan tidak utuh. Sebuah berita sering disajikan dalam tiga atau empat potong artikel-artikel kecil yang tampil saling menyusul, dengan isi artikel yang saling melengkapi, mengakibatkan orang yang ingin mengetahui sebuah peristiwa secara utuh harus sering-sering memeriksa situs berita tersebut. Dan juga, karena sebuah peristiwa diusahakan untuk dilaporkan secepatnya, kadang kala fakta dan data yang dilaporkan ternyata salah, dan baru dikoreksi beberapa saat kemudian. Hal ini sangat fatal, karena bisa menyesatkan orang yang mengkonsumsi berita tersebut.

Meskipun unggul dalam aspek teknis, situs berita online justru gagal dalam aspek-aspek dasar jurnalistik, yang mengakibatkan berita yang mereka sajikan kurang bisa dipercaya dan tidak bisa dijadikan acuan. Inilah yang membuat orang-orang belum bisa sepenuhnya beralih dari surat kabar ke situs berita online.

Seiring dengan kemajuan teknologi internet, surat kabar pun akhirnya membangun situs online sebagai perpanjangan media offline mereka. Orang-orang yang ingin mencari arsip berita-berita yang sudah lalu bisa menggunakan fasilitas pencarian di situs tersebut, dan bisa langsung mendapatkan hasil yang relevan. Cara ini jauh lebih efisien jika dibandingkan dengan mencari berita dan artikel melalui search engine, karena hasil yang ditampilkan bisa sangat banyak dan tidak semuanya relevan dengan topik yang ingin kita cari.

Melihat situasi yang ada sekarang, media online akan berkembang hingga memiliki segmen pasarnya sendiri, dan surat kabar akan tetap dengan pelanggan mereka sekarang. Internet dan media massa konvesional seperti surat kabar tidak akan saling menggeser satu sama lain, melainkan akan saling melengkapi untuk mememenuhi kebutuhan informasi pelanggannya dengan lebih baik.

dikutip dari:
http://bowo.phpnet.us/



Labels: , , ,

1 Comments:

At 12:36 PM, Anonymous S.wahyudi said...

Salam kenal, wah artikel menarik tp menurut saya surat kabar punya pembaca setia begitupun media online berkembang tuk memenuhi hasrat pencari berita dan kedua-duanya punya pangsa pasar sendiri

 

Post a Comment

<< Home