Google

Sunday, June 28, 2009

Fakta Ini Sungguh Menakutkan... !

Seorang teman –– pemandu beberapa wartawan Amerika Latin –– tak mampu berkomentar atas pernyataan wartawan saat makan malam di salah satu café di kawasan Ancol, Jakarta Utara. Wartawan itu berkata,"Saya tidak menduga remaja Indonesia begitu bebas, melebihi negara kami...."

Sebelum berkunjung ke Indonesia mengikuti "Journalist Visit Programme", wartawan itu membayangkan Indonesia –– sebagai negara dengan penduduk mayoritas Islam –– adalah negara yang memegang teguh prinsip-prinsip agama, etika, dan moral. Ternyata keliru. Di Ancol, dia menyaksikan anak-anak muda bebas melakukan apa saja di depan umum.

Teman pemandu itu tidak dapat berkata apa-apa. Ia terdiam, sunyi, dan kehilangan kebanggaan. Ia merasa asing dan terpelanting dalam fakta yang sangat nyata.

Dan, kita juga terpelanting atas hasil survei ini: Pada 2008, menurut keterangan Direktur Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Pusat (BKKBN), M Masri Muadz, sebanyak 63 persen remaja Indonesia usia SMP dan SMA sudah melakukan hubungan seksual di luar nikah.

Mengutip hasil survei yang diterimanya, Masri menyebutkan, jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya. Pada 2005-2006 di Jabotabek, Medan, Bandung, Surabaya, dan Makassar, berkisar 47,54 persen remaja mengaku berhubungan seks sebelum nikah. Peningkatan ini, antara lain, disebabkan pergaulan hidup bebas, faktor lingkungan, keluarga, dan media massa.

Data lain –– yang menyedihkan dan membuat kita bergidik –– berasal dari Departemen Kesehatan. Sampai September 2008, menurut data tersebut, sebanyak 15.210 penderita AIDS atau orang yang hidup dengan HIV/AIDS di Indonesia. Dari jumlah itu, 54 persen adalah remaja.

Dan, simak lagi data ini: Survei yang dilakukan Annisa Foundation di Cianjur, Jawa Barat, pada 2007, menemukan hasil mengejutkan. Di kota ini, lebih dari 42,3 persen pelajar perempuan di kota santri itu telah melakukan hubungan seks pra-nikah. Para responden mengaku hubungan pra-nikah itu dilakukan atas suka sama suka. Bahkan, ada responden yang mengaku berhubungan lebih dengan satu pasangan.

Survei yang dilakukan pada Juli sampai Desember 2006 kepada 412 siswa SMP dan SMA itu, menurut Direktur Annisa Foundation, Laila Sukmadevi, kecenderungan pelajar Cianjur berhubungan seks pra-nikah bukan karena persoalan ekonomi.. Alasan ekonomi hanya 9 persen, selebihnya karena pergaulan dan lemahnya kontrol orangtua.

Temuan lain Annisa Foundation, sebanyak 90 persen remaja yang melakukan hubungan pra-nikah tersebut, bukan karena tidak paham nilai-nilai agama dan moral. Mereka justru mengetahui bahwa perbuatan itu dosa dan sangat tidak pantas.

Jauh dari Jakarta, tepatnya di Samarinda, Kalimantan Timur, survei Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Cabang Samarinda pada September 2008 lalu, menemukan hasil yang menyedihkan. Dari 300 pelajar Samarinda, 12 persen di antaranya mengaku pernah melakukan hubungan badan.

Menurut survei PKBI itu, 14 persen hubungan seks dilakukan di sekolah, 28 persen mengaku melakukannya di rumah. Ironisnya, hubungan badan dilakukan di sekolah saat jam istrahat maupun ketika usai belajar. Sedangkan di rumah dilakukan saat kedua orangtua tidak berada di rumah.

Organisasi riset nirlaba AS, Research And Development (RAND) melaporkan penelitiannya November 2008 lalu, bahwa tayangan televisi sangat berpengaruh terjadinya kehamilan di kalangan remaja di AS. Pengkajian yang disiarkan jurnal Pediatrics itu menyebutkan, remaja yang banyak menonton acara yang mengandung unsur seksual, menghadapi risiko hamil lebih besar.

Pengkajian itu memfokuskan pada 23 acara televisi kabel yang populer di kalangan remaja, antara lain komedi situasi, drama, acara realitas, dan kartun.

Angka kehamilan remaja di AS tetap tinggi dibandingkan dengan negara-negara industri lainnya. Hampir sejuta gadis berusia antara 15 hingga 19 tahun hamil setiap tahunnya, atau sekitar 20 persen wanita yang aktif secara seksual dalam kelompok umur tersebut.

Hasil penelitian dan survei tersebut sangat menakutkan. Gaya hidup permisif, budaya televisi, telah mendorong para remaja terperosok dan jatuh ke jurang terdalam. Di Indonesia, remaja-remaja kita diserbu gaya hidup serba mungkin. Pendidikan agama telah berubah menjadi angka-angka dalam buku rapor semester.

Kehidupan remaja di AS dan Indonesia, terutama di perkotaan, hampir sulit dibedakan. Mereka mendapatkan apa saja. Bahkan, lemahnya penegakan hukum, memungkinkan remaja Indonesia mendapatkan jauh lebih besar dan menakutkan dibandingkan di AS. Video porno, majalah porno, tayangan televisi yang serba benda dan kemewahan, serta situs-situs porno di internet, dengan mudah didapatkan.

Dan, yang sangat menakutkan, ketika persoalan ini dianggap sebagai suatu yang biasa. Ini bahaya lebih dahsyat dari yang dibayangkan orangtua, pendidik, ulama, dan negara.

Seorang wartawan Amerika Latin berkata, "Saya tidak menduga remaja Indonesia begitu bebas, melebihi negara kami.....’"

Wartawan itu sesungguhnya sedang menggugah kesadaran kita – yang selalu merasa lebih baik, lebih terhormat, dan bahkan lebih mulia. Ini sungguh menakutkan.

Tulisan ini dikutip dari situs
Antara. (ditulis oleh Asro Kamal Rokan pada Senin, 1 Juni 2009)


---------------------------------------------------------
Saya sebagai seorang muslim, orang tua, dosen, pemerhati lingkungan dan sosial sangat miris juga membaca fakta2 baru tsb. Terlebih menyimak hasil temuan Annisa Foundation pada pelajar perempuan di kota santri Cianjur tsb. Sepertinya orang Islam sudah lupa terhadap tuntunan agamanya yg terdapat dalam Al Qur'an, surat Al Israa'/17 : 32. "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk."

Mendekati saja sudah tidak boleh, terlebih melakukannya... Naudhubillah... Itu termasuk salah satu Dosa Besar !!!

Sanksinya pun telah jelas diatur Allah SWT dalam Al Qur'an, surat An Nuur /24: 2. "Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman."

Itu adalah sanksi hukuman untuk Perempuan dan laki-laki yang berzina yang belum menikah, sedangkan untuk Perempuan dan laki-laki yang berzina yang sudah menikah, hukumannya jauh lebih berat, yaitu di-Rajam (ditanam separo badan, kemudian dilempari batu sampai mati !). Kalau kita dengar/baca di media massa, terjadinya perselingkuhan (zina, red) yg dilakukan para orang tua/ pejabat/ anggota DPR/ tokoh masyarakat, dll... hakikatnya mereka adalah seperti mayat2 hidup yang berkeliaran, karena seharusnya-jika mereka menyadari aturan Allah & Rasul-Nya- mereka sudah dirajam/mati. Tak layak lagi mereka berkeliaran di muka bumi, terlebih mengatur amanah/urusan masyarakat, karena hanya akan membuat kenistaan, kerusakan (tatanan moral dan sosial), serta membawa bala bencana bagi orang lain dan lingkungannya.

Allah telah mengajarkan kepada umat-Nya yang beriman, bagaimana caranya agar terhindar dari perbuatan keji dan mungkar ini, yaitu sebagaimana tercantum dalam surat An Nuur /24: 30. "Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." dan dalam surat An Nuur /24: 31. "Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada ... dst."
Jadi, sebenarnya semua bentuk perzinaan berawal dari pandangan yg tidak terjaga/tidak dapat menahan pandangan, sehingga akan mengotori hati dan pikiran manusia beriman, lalu pada akhirnya ia menjadi tergelincir sehingga tak akan mampu memelihara kemaluannya !

Rasulullah Muhammad SAW telah pula menuntunkan kita cara untuk mengendalikan nafsu syahwat yg tak terkendali, yaitu:
  1. Kalau kita sudah mampu menikah maka dituntunkan segeralah menikah, sehingga lebih terjaga kehormatannya, dan mendapatkan tempat penyaluran yg suci, dan diridhoi. Melakukannya pun (setiap hari/ 3x sehari) akan bernilai sedekah !
  2. Kalau belum mampu menikah maka dituntunkan melakukan dan memperbanyak puasa sunat (alternatifnya: 3x pada setiap pertengahan bulan hijriyah/ puasa Senin-Kamis / puasa seperti Nabi Daud-sehari puasa-sehari berbuka).
Marilah kita ingat baik-baik pesan Allah dalam surat At Tahrim/66: 6, "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka..."

Semoga diri kita, keluarga kita, masyarakat kita dapat menjauhi perbuatan dosa besar (Zina) ini, karena Allah SWT telah menjanjikan dalam surat An Nisaa' /4: 31. "Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)." dan janji-Nya dalam surat Al Mu'minuun/23: 5, 10 – 11. "dan orang-orang yang menjaga kemaluannya... Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya."

Akhirnya, marilah kita renungkan doa yg dituntunkan Allah dan Rasul-Nya dalam surat Al Furqaan/25: 74. = "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa".

Bagaimana mungkin anda akan memperoleh keturunan yg akan menjadi penyenang hati dan menjadi imam/ pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa jika pernikahan yg anda lakukan karena MBA (Merried By Accident), anak anda adalah hasil perzinaan/ sex pra-nikah ??!!
Itu seperti punuk merindukan bulan, tak kan mungkin... Coba lihat saja faktanya di masyarakat.

Anak yang sholih-sholihah hanya akan terlahir dari ayah/abi - ibu/ummi yg sholih-sholihah pula..

Wallahua'lam...

Labels: , ,

Wednesday, June 24, 2009

Pendidikan adalah investasi

Pada hari Ahad, 21 Juni 09 putra I kami: Hanif Abdul Karim Afandi telah menyelesaikan proses pendidikan di kelas O kecil dan dinyatakan naik kelas. Selama ini ia telah bersusah-payah mengikuti proses pendidikan di Taman Penitipan Anak-Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TPA-KBTKIT) Nurul Islam yang berlokasi di Jl. Ringroad Barat, Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Jadwal kegiatan mereka sangat padat, bahkan seperti anak SMA, masuk sekolah pukul 08.00 dan selesai sekolah pukul 13.30 WIB. Untuk mengetahui lebih lanjut sekolah favorit ini dapat dilihat disini.

Acara wisuda tutup tahun ajaran kali ini dilaksanakan di Auditorium STIM YKPN Jl. Monjali. Acara dimulai pukul 08.00 - 13.00 WIB. Pada saat itu semua anak2 -kalo di sekolah ini disebut "siswa santri"- dari mulai tingkat/kelas TPA, KB, dan TKIT diminta tampil dipangung membawakan bermacam2 tarian, nyanyian, bacaan, hafalan Al Qur'an, dll. Acara berlangsung sangat meriah, penuh dengan tepuk tangan para orang tua, celotehan, teriakan, dan tangisan anak2.
Hanif berpose dengan adiknya sebelum tampil

Si Hanif sendiri bersama teman2 putra satu kelasnya (Kelas Unta) tampil percaya diri dipanggung membawakan tarian pembuka acara dengan diiringi lagu Assalamu'alaikum dari Kelompok Nasyid Raihan. Betapa terharu, puas, bangganya menyaksikan anak2 tersebut tampil. Hilang semua rasa lelah mengantar-jemput dia bersekolah, membayar mahal semua biaya pendidikan di sekolah favorit tsb.

Beginilah penampilan Hanif, Cs (Hanif yang berada dibaris terdepan sebelah kiri) :


Jika dulu masyarakat punya asumsi bahwa kualitas pendidikan Islam tertinggal dari sekolah2 negeri maupun sekolah swasta lain milik non-muslim, ternyata hal itu sekarang sudah tidak terbukti. Saat ini umat Islam dapat berbangga memiliki sekolah2 Islam terpadu mulai dari jenjang TK-SD-SMP- hingga SMA. Memang, hingga saat ini untuk dapat menikmati kualitas pendidikan yang ada di sekolah2 Islam Terpadu itu biaya yang harus dikeluarkan oleh para orang tua/wali santri masih relatif sangat besar/mahal. Namun, tentu itu sesuai dengan hasil yang akan diperoleh oleh para santri.

Pengajaran tentang Akhlak dan perilaku Islami, hafalan doa sehari2, hafalan hadist Nabi Muhammad SAW, dan Al Qur'an, jiwa kreatif, keberanian tampil di depan publik (panggung), dll adalah beberapa kelebihan yang akan diperoleh oleh para santri disamping tentunya kelebihan dalam nilai2 akademik sesuai kurikulum pendidikan, dan kegiatan ekstra kurikuler lain seperti Bahasa Inggris, out bound, sempoa, dll.

Smoga kami diberi kemampuan oleh Allah SWT untuk memfasilitasi anak2 kami agar dapat menikmati pendidikan berkualitas di sekolah2 Islam terpadu tersebut dari tingkat TK hingga tingkat SMA, agar dapat membentengi mereka dari pengaruh2 lingkungan yang smakin tidak Islami, dan memberi bekal terbaik agar mereka siap menjadi dai-dai / intelektual muslim harapan umat di masa depan. Amien...! Semoga Allah meridhoi usaha kami ini...

Labels: , , , ,

Thursday, June 11, 2009

Bangga jadi blogger Indonesia

Saat membaca email dari milis blogger-indonesia, saya menemukan alamat Pesta Blogger 2009. Setelah melakukan blogwalking di alamat http://pestablogger.com/ tersebut, saya menemukan sebuah video yang menarik tentang blogger Indonesia yg bangga menjadi blogger.

Sayangnya, disitu tak disediakan embed code untuk menampilkan juga video tsb diblog saya. Tak kehabisan akal, sayapun mencari video tsb di youtube.com, ternyata saya menemukan alamatnya disini, dan tersedia juga embed code-nya.

Maka inilah video blogger indonesia (sepertinya, ini potongan2 berbagai iklan yg sudah pernah kita lihat di TV, trus digabung menjadi satu.. he2... Kreatif juga blogger indonesia !) :


Selamat menikmati ...

Labels: ,

Tuesday, June 09, 2009

Relaxing, Refreshing: nonton KA, mancing, naik gajah dan onta



Apa hiburan yg murah-meriah, menyenangkan, menambah wawasan/ pengetahuan anak, menumbuhkan keberanian dan skaligus mengakrabkan hubungan antara ortu dengan anak2nya ?

Mungkin kegiatan berikut adalah salah satu jawabannya...
  • Mengajak anak melihat2 koleksi binatang di kebun binatang, akan lebih asyik jika bisa mengajak anak naik onta/gajah. Ongkosnya cukup Rp. 5000 per orang.
  • Memancing ikan di pemancingan. Kegiatan ini juga bermanfaat untuk melatih kesabaran dan ketenangan.
  • Melihat KA ! Lihat, bagaimana si kecil memeluk erat2 saat KA melintas...Tentang hal ini anda bisa membaca posting lainnya disini.





Labels: , , , , ,

Friday, June 05, 2009

Bagaimana Agar Dapat Menikmati Islam ?

Materi kajian rutin di Asrama Mahasiswa I Poltekkes Depkes Ykt

Hari itu adalah hari pertama Ali Thanthawi (alm) mengajar di sekolah menengah umum. Beliau adalah guru agama yang ditugaskan di situ. Begitu beliau sampai di depan kelas, siswa-siswi langsung gaduh, ribut tidak karuan. Beliaupun heran, tadinya pada pelajaran-pelajaran sebelum pelajaran Agama anak-anak baik-baik saja, serius mengikuti, kok sekarang ribut? Ada apa?

Beliaupun bertanya kepada mereka, “Kenapa begitu saya datang kalian ribut?” Mereka menjawab, “Sebab sekarang adalah jam pelajaran Agama Islam, pelajaran santai dan asal-asalan atau asal ada!”

Itulah gambaran pengalaman Syekh Ali Thanthawi (alm) sewaktu beliau menjadi guru agama Islam di sebuah sekolah di salah satu Negara Timur Tengah. Pengalaman ini menggambarkan bahwa agama Islam sudah sedemikian parah dipahami dan dimengerti oleh para anak didik, sampai-sampai mata pelajaran Agama Islam dan jamnya dijadikan sebagai saat untuk santai, gaduh dan ribut yang sama sekali tidak ada konsentrasi. Itu terjadi dulu (Tahun 70-an, red.) .

Sekarang, Amerika sedang memelopori gerakan perang melawan terorisme. Dan salah satu proyeknya adalah mengganti kurikulum pendidikan agama Islam dengan konsepsi dan pemahaman yang diinginkan Amerika. Proyek penggantian kurikulum ini terus digalakkan, di negara2 mayoritas Muslim, seperti Indonesia, termasuk di Negara-negara Timur Tengah. Dan jika proyek ini berhasil dan sukses, bisa kita bayangkan akan seperti apakah pemahaman masyarakat terhadap Islam nantinya?
Islamophobia... Orang2 menjadi takut ber-islam yg kaffah, mempelajari islam dgn benar, karena nanti disebut teroris, dst.

Cerita tadi berlanjut.
Pada suatu hari, Syekh Ali Thanthawi (alm) bertanya kepada para muridnya, “Mungkinkah kita menjelaskan tentang Islam dalam tempo satu jam kepada orang-orang yang belum memahami Islam?” Para murid menjawab, “Tidak mungkin, bagaimana kita mungkin menjelaskan apa itu Islam hanya dalam tempo satu jam kepada seseorang yang sama sekali belum mengerti tentang Islam.”

Syekh Ali Thanthawi (alm) menjawab, “Tetapi, Rasulullah Saw. dahulu mampu menjelaskan tentang Islam hanya dalam beberapa kalimat saja, dan seorang badui yang untuk pertama kali mendengarnya, langsung bisa memahaminya dan bahkan mampu menjelaskannya kembali kepada kaumnya. Padahal yang namanya orang badui itu adalah seseorang yang hidupnya nomaden, berpindah-pindah dari satu kawasan ke kawasan lain, sesuai dengan wilayah hujan dan rumput. Mereka tidak mengenal budaya perkampungan, perkotaan, apalagi peradaban, termasuk juga mereka tidak mengenal agama. Yang mereka kuasai hanyalah logika yang sederhana saja.”

Kalau begitu, marilah kita sekarang mencoba mengerti dan memahami Islam dalam tempo yang singkat, namun padat dan jelas, insya Allah. Semoga Allah Swt. memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua, Amin....

Pada hari Jum'at, tanggal 09 Dzul Hijjah tahun 10 H, Rasulullah Saw. dan para sahabatnya sedang berkumpul di Arafah, sebuah tempat dekat kota Makkah di Semenanjung Arabia. Mereka sedang menjalani sebuah ritual yang dikenal dengan nama wukuf. Saat mereka sedang wukuf itulah Allah Swt. menurunkan keterangan tentang agama yang dibawa oleh utusan-Nya yang terakhir. Keterangan itu (dan selanjutnya kita sebut Firman) berbunyi,
... Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. .. (QS Al Maidah: 3). Yang dimaksud dengan hari Ialah: masa, Yaitu: masa haji wada', haji terakhir yang dilakukan oleh Nabi Muhammad s.a.w.

Firman Allah Swt. diatas menjelaskan kepada kita beberapa hal, yaitu:

1. Agama Islam ini adalah agama yang sempurna. Istilahnya kamil. Di dalam agama ini terdapat berbagai penjelasan dan jalan hidup dalam berbagai sisi kehidupan, baik kehidupan ritual, seremonial, pergaulan, sosial, ekonomi, politik, budaya, keamanan dan sisi-sisi kehidupan lainnya. Tidak ada satu pun sisi kehidupan kecuali agama ini menjelaskan mana yang baik dan membawa manfaat dan mana yang buruk yang mendatangkan mara bahaya.
Sabda Nabi : “Sesungguhnya Allah akan mengangkat suatu kaum dengan kitab ini dan akan menjatuhkannya dengan kitab ini pula” HR Muslim dari Umar bin Khatthab.

2. Agama Islam ini adalah kenikmatan yang Allah Swt. berikan kepada kita secara lengkap. Istilahnya tamam. Terkait dengan Islam adalah nikmat, Rasulullah Saw. mengajarkan kepada kita agar selesai makan, atau minum, kita mengucapkan doa,
“Al-hamdulillah al-ladzii ath'amana wa saqana waja'alana Muslimin” (Segala puji milik Allah Swt. yang telah memberikan makan dan minum kepada kami, dan menjadikan kami orang-orang Islam). Dalam doa yang diajarkan Rasulullah Saw. ini ada satu hal yang menarik, yaitu Beliau Saw. merangkaikan kenikmatan makan dan minum dengan kenikmatan kita sebagai orang Islam. Hal ini menegaskan kepada kita bahwa agama Islam dan ber-Islam adalah sebuah kenikmatan.

Mungkin ada sebagian kita yang bertanya, “Kenapa selama ini kita kok tidak atau kurang begitu merasakan Islam sebagai kenikmatan?” Melaksanakan Sholat (Wajib/Sunah), Puasa, Haji, sedekah, menolong orang lain, menyebut nama Allah/berdzikir, berangkat ke masjid, Mengikuti pengajian, bertaubat, bertadarus Al-Quran dan sholat tengah malam, berjilbab, dll dianggap sebagai beban, berat, tidak nikmat.

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita bisa menganalogikan dengan melihat kasus tidak bisa merasakan nikmatnya makan dan minum, yang memang oleh Rasulullah Saw. dirangkaikan dengan kenikmatan Islam dan ber-Islam.

Paling tidak ada dua penyebab, kenapa kita tidak atau kurang merasakan nikmat Islam atau ber-Islam sebagaimana kita tidak atau kurang merasakan nikmat makanan dan minuman.
  • Pertama, mungkin karena lemahnya pemahaman kita terhadap Islam. Karena ketidaktahuan kita, makanan yang sebenarnya lezat, nikmat dan bergizi, tidak mau kita konsumsi. Sepeti anak kecil, untuk mengkonsumsi makanan bergizi, kita harus menyuapinya, dan bahkan mengejar-ngejarnya. Setelah dia dewasa, dan paham, dialah yang gantian mengejar-ngejar kita untuk memenuhi permintaannya. Oleh karena itu, marilah kita tingkatkan pengetahuan, wawasan dan pemahaman kita terhadap agama kita, agar bisa merasakan nikmat Islam dan ber-Islam.
  • Kedua, atau mungkin karena adanya penyakit dalam diri kita, sariawan misalnya. Sehingga, makanan yang lezat dan enak itu menjadi tidak nikmat dan tidak lezat. Oleh karena itu, marilah kita bersihkan diri kita dari berbagai penyakit hati dan jiwa, agar kita bisa menikmati Islam dan ber-Islam.

3. Agama Islam adalah agama yang diterima dan diridhai Allah Swt. Istilahnya, agama yang mardhiy. Hal ini sejalan dengan firman Allah swt pada ayat lain dari Al Qur'an, yaitu,

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.. (QS Ali Imran: 19).

Bahkan, pada ayat lain, Allah Swt. menjelaskan bahwa Dia tidak akan menerima agama selain Islam, dan siapa saja yang mengikuti selain Islam, di dunia amalnya tidak akan diterima dan di akhirat ia termasuk orang-orang yang merugi. Allah Swt berfirman:

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi. (QS Ali Imran: 85)

Itulah satu sisi gambaran tentang Islam, dan masih banyak lagi gambaran-gambaran lainnya, baik yang ada dalam Al-Qur'an maupun yang ada dalam hadits Rasulullah Saw., ataupun dalam kehidupan para sahabat Nabi Saw., generasi yang pertama-tama menerapkan dan mempraktekkan Islam dan ber-Islam dalam kehidupan mereka.

Semoga Allah Swt. senantiasa memberikan bimbingan kepada kita untuk terus meningkatkan wawasan dan pemahaman kita, dan semoga kita tidak meninggal kecuali dalam keadaan muslim, Amin... Wallahu a’lam bishshawab.

Yogyakarta, 5-Juni-09.

Labels: , , , ,