Google

Saturday, March 22, 2008

ASI tetap yang terbaik untuk Bayi dan Anak, meski dalam situasi Bencana !

UNICEF: Jangan Kirim Susu Formula ke Wilayah Bencana

Badan PBB yang mengurusi isu-isu anak, UNICEF, mendesak agar para donor yang menyalurkan bantuan ke wilayah bencana tidak mengirimkan susu formula sebagai pengganti air susu ibu (ASI), karena langkah itu dinilai tidak tepat bagi keselamatan bayi dan anak.

"Masalah gizi di wilayah darurat, khususnya bagi bayi dan anak-anak, merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan secara serius," kata Dr Gianfranco Rotigliano, Kepala Perwakilan UNICEF di Jakarta, Kamis.

Ia melanjutkan, "Kita tahu bahwa merosotnya pemberian ASI menunjukkan adanya peningkatan dalam penggunaan susu formula, yang jika digunakan secara tepat pun masih kalah manfaatnya jika dibandingkan dengan ASI."

Pernyataan Rotigliano senada dengan hasil pertemuan 102 wakil badan-badan PBB, LSM internasional, dan pemerintah dari 16 negara di Asia Selatan dan Asia Tenggara, di Bali pada 10-13 Maret 2008.

Di akhir pertemuan itu dikeluarkan pernyataan bernada keras yang berisi himbauan agar para donatur tidak memberikan bantuan berupa susu formula di wilayah bencana, dan dukungan terhadap pemberian makanan pada bayi dan anak-anak di wilayah darurat harus ditingkatkan.

Menurut para pakar di forum itu, "Perlindungan dan dukungan yang diberikan dalam pemberian makanan bagi bayi serta anak-anak di wilayah terkena bencana sering kali tidak memadai. Penggunaan susu formula dan pengganti ASI lainnya yang sering disumbangkan oleh para donor justru membahayakan keselamatan bayi dan anak."

Dalam keadaan darurat yang sering diikuti dengan kelangkaan air bersih dan sedikitnya kesempatan serta fasilitas untuk membersihkan botol dan perlengkapan makan bayi dan anak tentu membawa resiko paparan penyakit yang cukup tinggi.

Namun seringnya justru anggapan bahwa keluarga-keluarga di wilayah bencana membutuhkan susu formula dan susu bubuk, sehingga sumbangan berupa dua komoditas ini sangat membanjiri wilayah terkena bencana.

Forum di Bali sepakat untuk menyebarkan informasi kepada lembaga donor bahwa bantuan berupa susu formula harus dihentikan, dan masyarakat luas juga harus diberitahu bahwa produk-produk susu formula dan susu bubuk tidak diperlukan di situasi pasca bencana.

Para pembicara di forum itu juga menekankan fakta bahwa peningkatan mutu pemberian makanan pada bayi dan anak-anak dalam kondisi bencana merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mengurangi angka kematian dan mencegah kekurangan gizi.

Pada tahun 2006, tepatnya 21 hari setelah gempa melanda Yogyakarta, UNICEF bersama UNFPA, Dinas Kesehatan setempat, dan Universitas Gadjah Mada menggelar survei. Hasil survei itu menunjukkan bahwa sekitar 70 persen keluarga yang memiliki bayi dan anak kecil ternyata menerima sumbangan berupa susu formula atau susu bubuk.

Kajian ini juga mengungkap fakta bantuan berupa susu formula telah meningkatkan angka konsumsi susu formula di kalangan anak berusia di bawah dua tahun hingga 2 kali lipat, sementara angka diare yang menimpa anak-anak tersebut melonjak hingga 6 kali lipat.

Di negara-negara berkembang pada umumnya, diare adalah penyebab kematian anak-anak yang terbesar ke-2 setelah infeksi saluran pernapasan akut.

Hasil survei tahun 2006 ini merupakan salah satu yang pertama yang mendokumentasikan cakupan dan skala pemberian sumbangan berupa susu formula serta dampaknya terhadap korban bencana, yang penyakit yang menimpa anak-anak serta bayi.(*)

COPYRIGHT © 2008 (ANTARA News Jakarta)

Labels:

Wednesday, March 12, 2008

Pengalaman dari Workshop Pengelolaan Content Video dan Audio berbasis CMS

Rabu, 12 Maret 2008, jam 13.30 WIB s/d 18.30 WIB bertempat di Laboratorium Komputer Kampus Magister Manajemen UGM, Jl. Teknika Utara, Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia, 55281, dengan biaya Rp.100.000,- saya mengikuti kegiatan Workshops "Pengelolaan Content Video dan Audio berbasis CMS".

Kegiatan workshop ini sebagai kelanjutan dari acara Seminar Nasional "Pengembangan Content Berbasis Broadband Network untuk mengoptimalkan Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Bisnis" yang berlangsung pada hari yang sama dari jam 08.00 - 12.00 WIB Auditorium MM UGM Jl. Teknika Utara.

Workshop ini mengajarkan peserta tentang bagaimana menggunakan program aplikasi Content Management System (CMS) Joomla! dengan Trainer dari Inixindo Yogyakarta.


Dengan Joomla! akan membantu kita membangun personal website yg simple sampai ke corporate website yg komplek / aplikasi on-line yg lain, tanpa harus pusing2 belajar /menguasai:
  1. Program HTML (untuk membuat teks website),
  2. Program ASP/PHP/JSP (untuk membuat website yg dinamis),
  3. Program My SQL/PostGres/Oracle, dll (untuk data base website dinamis),
  4. Program Photoshop/Corel/Flash, dll (untuk mengolah dan memdukan foto/logo/banner).
Program Joomla! ini cukup komplit dan mudah untuk diaplikasikan, disamping softwarenya yang Open Source, tersedia secara gratis / bisa didownload secara free dari internet.
Jadi kalau ingin membuat komunitas video share seperti www.youtube.com, atau ingin membuat demo produk, e-learning atau e-news berbasis text, picture (seperti www.flicker.com), video dan audio di internet bisa dengan Joomla!

Materi yang direncanakan akan diajarkan:
- Instalasi Joomla!
- Instalasi plugin
- Cara pemakaian dan setting layout website dengan menggunakan Joomla!
- Cara pengelolaan Video Content bersumber video lokal maupun menggunakan sumber-sumber dari website video sharing yang sudah terkenal.
- Upload ke web server

Akan tetapi, sangat disayangkan pelaksanaan workshop ini tidak berjalan mulus, karena berulangkali terjadi pemadaman listrik (3x), karena hujan deras mengguyur Yogyakarta sejak pukul 15.30 WIB sehingga mengganggu kenyamanan dan kelancaran peserta. Dan sampai saat workshop berakhir, panitia sudah kehabisan waktu untuk menyampaikan materi tentang bagaimana meng-upload content yang sudah kita buat di template Joomla! tersebut ke salah satu situs yang disediakan secara gratis oleh pihak sponsor selaku penyedia jasa hosting, yaitu www.1000dunia.com

Panitia menjanjikan untuk mengajari caranya meng-upload melalui modul yang akan dibuat dan dikirimkan ke peserta workshop melalui alamat email masing2. (Semoga gak ingkar janji, yaa?!)

Labels: , , , ,

Wednesday, March 05, 2008

Belajarlah di SIMKES Wahai Saudaraku...

Terdengar Aneh himbauan saya kali ini : "Belajarlah di Sistem Informasi Manajemen Kesehatan (SIMKES) ..." Namun, demikianlah kenyataannya.

Saat ini kita berada ditengah2 arus globalisasi dan informasi yg sangat deras, tak hanya berbentuk papers seperti yg selama ini telah kita kenal, tetapi juga paperless, serba diimbuhi dengan embel2 "e-....", contohnya e-mail, e-bisnis, e-learning, e-commerce, e-shopping, e-goverment, e-health, dll.

Sektor kesehatan pun tak luput dari perkembangan teknologi informasi komputer / Information Communication Technology (ICT). Sementara itu, SDM Kesehatan yang ada dan yg menguasai / melek komputer (computer literacy) masih sangat terbatas. Saat ini saja S2 Simkes UGM baru memasuki angkatan III. Di S2 Simkes UNDIP yg lebih awal berdiri pun juga baru memasuki angkatan V (?!?). Sehingga tenaga kesehatan lulusan S2 Simkes masih sangat banyak dibutuhkan, tak hanya untuk mengisi kebutuhan di Depkes /Pusat, tapi juga kebutuhan di tingkat Propinsi, dan Kab./Kota. Hal ini terkait dengan kebijakan Departemen Kesehatan untuk membangun sistem informasi kesehatan yang disebut SIKNAS yang melingkupi sistem jaringan informasi kesehatan mulai dari kabupaten sampai ke pusat. Walaupun program pengembangan SIKNAS sudah berjalan di hampir 80% Kabupaten/Kota tetapi masih terdapat kendala dalam pelaksanaannya disebabkan karena keterbatasan sumberdaya yang dimiliki (Depkes, RI. 2007).

Jadi, jika anda ingin menjadi orang yg melek komputer dan ICT, khususnya dalam sektor kesehatan, maka merupakan pilihan yg tepat dan cerdas jika anda memilih untuk memperdalam ilmu dan ketrampilan di Prodi SIMKES. Gak bakal rugi deh... Dijamin ! (Asalkan anda menguasai dgn benar2 smua ilmu dan teknologi yang diajarkan).

Selamat bergabung dengan kami yang telah merasakan manfaat dari mengambil kuliah di SIMKES, (meski belum lulus dan mengaplikasikannya ditempat kerja masing2).

Labels: , ,